Sukses

Redam Kejahatan di Dunia Maya, Ini Saran dari PP Riau

Maraknya pencurian data pribadi warga dan kejahatan siber di Indonesia belakangan ini menjadi perhatian Badan Siber dan Informasi Pemuda Pancasila Riau.

Liputan6.com, Pekanbaru - Maraknya pencurian data pribadi warga dan kejahatan siber di Indonesia belakangan ini menjadi perhatian Badan Siber dan Informasi Pemuda Pancasila Riau. Organisasi masyarakat ini mengusulkan pemembentukan Angkatan Siber Indonesia.

Wacana ini menjadi pembicaraan webinar yang digelar Pemuda Pancasila Riau. Webinar Keamanan Siber dan Perlindungan Data Pribadi ini diikuti anggota Pemuda Pancasila dari 21 provinsi.

Ketua MPW Pemuda Pancasila Riau H Arsyadianto Rachman serta sekretaris Victor Yonathan mengapresiasi kegiatan ini. Apalagi tujuannya meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman kejahatan siber menjelang pemilu 2024.

"Ini merupakan edukasi, badan siber ini pertama kali ada di Indonesia yang dipelopori Pemuda Pancasila Riau," kata pria disapa Anto Rachman ini.

Menurutnya, pemerataan pengetahuan akan cyber security awareness menjadi penting. Tidak hanya karena alasan ekonomi, tapi juga pada dampak sosial, bahkan ideologi yang merupakan bagian dari ketahanan nasional.

Dalam webinar untuk memperingati HUT Ke 78 Kemerdekaan Indonesia, sejumlah kejahatan menggunakan internet menjadi pembahasan. Sebut saja kebocoran data pribadi dan penyalahgunaan data pribadi di berbagai sektor.

Pencurian data pribadi ini kemudian digunakan dalam kejahatan ekonomi-bisnis seperti transaksi perbankan serta keuangan. Bahkan pencurian data pribadi berimbas pada pemerintahan.

Dalam beberapa bulan terakhir, marak kejahatan siber dengan menggunakan malware. Modusnya pesan undangan elektronik atau informasi paket data di grup Whatsapp.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kesadaran Kolektif

Banyak warga yang menjadi korban setelah mengakses malware tersebut. Hal ini diprediksi bisa berimbas dengan momentum tahun politik dengan memanfaatkan kerentanan siber melalui penyebaran informasi hoax.

Kerugian yang diakibatkan juga dapat berupa materil maupun immateril yang dapat berdampak pada reputasi atau kepercayaan publik. Hal ini seharusnya menjadi perhatian sebagai individu dan juga merupakan tanggung jawab bersama.

Menurut Ketua Badan Siber & Informasi Pemuda Pancasila Irvan Nanda SKom, peran komunitas/masyarakat dalam memberikan informasi dan edukasi menjadi penting.

"Tujuannya membangun pemahaman untuk membentuk kesadaran kolektif pada keamanan siber dan perlindungan data," kata Irvan.

Irvan mendukung terbentuknya Angkatan Siber di Indonesia. Apalagi mengingat insiden siber di Indonesia yang marak dalam beberapa waktu terakhir sehingga sudah masuk kategori perang siber.

"Kami akan berkelanjutan dalam membahas topik-topik terkini terkait dunia siber di Indonesia, baik itu kaitan tentang kemananan siber, pemanfaatan teknologi informasi, dan literasi digital lainnya," terang Irvan.

Selain itu, Irvan menyebut Pemuda Pancasila Riau lebih giat lagi membuat kegiatan cyber security awareness. Topik-topik serta tren insiden siber terkini akan dibahas serta disosialisasikan hasilnya kepada masyarakat.

"Tujuannya membangun kesadaran kolektif masyarakat," ucap Irvan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.