Sukses

Pengusaha Makassar Lapor Polisi Usai Kena Tipu Robot Trading CT4F

Pengusaha asal Makassar itu mengaku mengalami kerugian Rp540 juta usai berinvestasi di CT4F.

Liputan6.com, Makassar - Seorang pengusaha cantik asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan bernama Vivi Anna Maria Haryono melaporkan pemilik aplikasi trading CT4F ke polisi. Betapa tidak, Owner Turkish Coffee itu merugi hingga ratusan juta rupiah setelah berinvestasi di robot trading CT4F.

"Sudah saya laporkan ke Polrestabes Makassar tanggal 26 Mei 2023 yang lalu. Saya laporkan Kenzo dan Hariri sebagai pemilik aplikasi trading CT4F," kata Vivi, Senin (12/6/2023). 

Vivi menjelaskan bahwa dirinya mulai tergiur untuk berkecimpung di dunia trading setalah sejumlah bisnis yang dilakoninya lesu pasca pandemi Covid-19. Ia kemudian diajak oleh temannya untuk ikut berinvestasi di CT4F dengan tawaran keuntungan mencapai 20 persen setiap bulannya. 

"Saya diajak oleh teman saya, dia dokter, upline saya. Kita awalnya percaya-percaya saja karena secara fisiki kita lihat para pemilik CT4F ini. Apalagi mereka sering menggelar Business Opportunity di hotel-hotel besar di Makassar," jelasnya. 

Vivi mengaku mulai ikut berinvestasi di robot trading CT4F sejak Agustus 2022. Karena yakin dengan keuntungan yang dijanjikan oleh pihak aplikasi trading tersebut. Ironisnya, uang senilai Rp540 juta yang diinvestasikan belakangan malah sama sekali tak bisa di-withdraw atau dicairkan. 

"Mulai November 2022 itu sudah tidak bisa kita withdraw. Disitu saya mulai merasa curiga," ucapnya. 

Parahnya, pada Desember 2022, CT4F pun dinyatakan Scam. Alhasil uang yang telah diinvestasikan oleh Vivi pun raib. Pengusaha cantik asal kota Daeng ini pun hanya bisa gigit jari. 

"Bahkan uang saya itu saya lihat dipindahkan dari USDT ke BGE dan itu tanpa sepengetahuan saya. Itulah yang menjadi dasar saya untuk melapor ke polisi," ungkapnya. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Telan Banyak Korban

Vivi pun mengaku sempat berusaha menghubungi Kenzo dan Hariri. Ia meminta agar uang yang telah diinvestasikan sebelumnya untuk dikembalikan. 

"Empat kali saya memohon, kembalikan uang saya dan orang-orang yang sudah berinvestasi di CT4F. Tidak perlu semuanya 80 persen dari total investasi saja, kami sudah bersyukur," akunya. 

Vivi sendiri mengaku banyak mendengar langsung keluhan dari para investor lain yang menginvestasikan uang yang mereka miliki ke CT4F. Menurut Vivi, mereka enggan untuk melaporkan kejadian ke pihak berwajib lantaran merasa malu. 

"Ada banyak korbannya di Makassar, saya perkirakan ratusan. Korbannya itu ada sekarang bahkan tidak bisa beli token listrik, ada yang harus cerai, ada yang bahkan sudah meninggal juga karena tersumbat pembuluh darah di otak," bebernya.

Vivi pun berharap aparat penegak hukum mau secara serius menangani kasus penipuan aplikasi robot trading seperti ini. Pasalnya, meski CT4F telah dinyatakan Scam, para ownernya masih berkeliaran dan ada peluang untuk membuat aplikasi serupa dan kembali menipu masyarakat. 

"CT4F ini saja korbannya di seluruh Indonesia ada banyak. Saya dengar di beberapa daerah lain juga sudah dilaporkan ke polisi. Semoga ada tindakan tegas, karena ini penipuan yang sangat masif. Saya yakin kalau ditotal kerugia para investor mencapai ratusan miliar," jelasnya. 

3 dari 3 halaman

Polisi Selidiki

Terpisah, Kapolrestabes Makassar, Kombes Pol Mokhamad Ngajib membenarkan ihwal laporan polisi yang telah dilaporkan oleh Vivi. Ngajib mengaku bahwa pihaknya tengah menyelidiki kasus dugaan investasi bodong tersebut.

"Artinya kalau kita nanti lihat dari hasil proses penyelidikan dan penyidikan terbukti ada penipuan bodong kita akan lakukan penindakan tegas sesuai dengan aturan yang berlaku," tegas Ngajib. 

Ngajib pun mengimbau seluruh warga khususnya di Kota Makassar agar berhati-hati saat akan berinvestasi. Pasalnya saat ini tengah marak kasus robot trading yang ternyata adalah penipuan. 

"Kemudian himbauan kepada masyarakat supaya tidak gampang tergiur dengan arisan yang mendapatkan hasil yang besar atau tidak wajar. Jadi harus hati-hati dan waspada," dia memungkasi. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini