Sukses

Sejarah Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya yang Rusak Akibat Bentrok

Museum Dewantara Kirti Griya berlokasi di kompleks Majelis Luhur Tamansiswa, yakni Jalan Tamansiswa No 31, Kota Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Warganet di Twitter ramai-ramai mengecam bentrok yang terjadi di Jalan Tamansiswa Kota Yogyakarta pada Minggu malam (4/6/2023). Akibat dari kejadian tersebut, Museum Dewantara Kirti Griya mengalami kerusakan.

Bentrokan ini menyebabkan kerusakan di pintu belakang museum. Pot-pot bunga pecah dan berserakan. Bahkan, beberapa barang bersejarah seperti meja dan kursi serta koleksi museum Tamansiswa rusak parah.

"Sedih liat Museum Tamansiswa dirusak begini", tulis akun @imamkecil.

"Di samping museum ada perpustakaan kecil yang sering aku kunjungi, liat museum ini rusak berang banget," cuit akun @dalifnun.

Museum ini merupakan peninggalan Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar dewantara. Dikutip dari laman kebudayaan.jogjakota.go.id, Museum Dewantara Kirti Griya berlokasi di kompleks Majelis Luhur Tamansiswa, yakni Jalan Tamansiswa No 31, Kota Yogyakarta.

Dulunya, museum ini merupakan kediaman Ki Hajar Dewantara yang kemudian dialihfungsikan menjadi museum yang digunakan untuk menyimpan beberapa peninggalan sang pahlawan pendidikan tersebut.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Milik Wanita Pengusaha

Sebelumnya, bangunan tersebut merupakan milik dari seorang wanita pengusaha tanah perkebunan Belanda bernama Mas Ajeng Ramsiah. Kemudian dibeli oleh Ki Hajar Dewantara, Ki Sudarminto, dan Ki Supratolo dengan harga 3.000 Gulden pada 14 Agustus 1934.

Setelah dibeli, pada tanggal 18 Agustus 1951 bangunan tersebut pun dihibahkan ke Yayasan Persatuan Tamansiswa. Selanjutnya, menjadi kompleks perguruan Taman Siswa sekaligus menjadi tempat tinggal Ki Hajar Dewantara.

Pada saat rapat Pamong (Guru) Tamansiswa di tahun 1958, Ki Hajar Dewantara mencetuskan gagasan agar kediamannya di kompleks Perguruan Tamansiswa diubah menjadi museum. Setelah beliau wafat, mulailah pihak Tamansiswa mewujudkan gagasannya untuk mendirikan museum tersebut pada 1960.

Hingga akhirnya, di tahun 1963, berdirilah Museum Tamansiswa yang terdiri dari Keluarga Ki Hajar Dewantara, Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa, Sejarawan, dan Keluarga Besar Tamansiswa. Cita-cita Ki Hajar Dewantara untuk mendirikan museum di rumahnya pun terwujud pada tanggal 2 Mei 1970 yang diresmikan oleh Nyi Hajar Dewantara.

Museum itu kemudian diberi nama "Dewantara Kirti Griya" yang artinya rumah berisi hasil kerja Ki Hajar Dewantara. Museum Dewantara Kirti Griya berbentuk bangunan yang bergaya indis, yakni perpaduan antara arsitektur Eropa dan Jawa.

Museum ini sudah tercatat dalam buku register Keraton Yogyakarta sejak tanggal 26 Mei 1926 dengan nomor Angka 1383/1.H. Museum ini berdiri menghadap ke arah barat, yakni tepat ke arah Jalan Tamansiswa.

Bagian depan museum merupakan bangunan dengan atap berbentuk limasan. Sementara, atap bangunan belakangnya berbentuk kampung.

Museum Dewantara Kirti Griya terdiri dari 9 ruangan, yaitu ruang tamu, kamar kerja, ruang tengah, kamar tidur keluarga, kamar tidur putri Ki Hajar Dewantara, kamar tidur Ki Hajar Dewantara, emperan, kamar mandi, dan dapur. Museum Dewantara Kirti Griya menyimpan beberapa peninggalan bersejarah, sepeti surat-surat peninggalan Ki Hajar Dewantara, foto-foto, dan film koleksi Bapak Pendidikan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.