Sukses

Petani di Konawe Selatan Ditemukan Tewas dalam Cengkeraman Ular Piton Sepanjang 7 Meter

Seekor ular piton sepanjang 7 meter menerkam petani di konawe selatan hingga tewas.

Liputan6.com, Kendari - Seekor ular piton terkam petani di Konawe Selatan hingga tewas. Korban ditemukan oleh kerabatnya di tengah jalan setapak Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea, Kamis (4/5/2023).

Korban diketahui bernama Rasmin (63). Saat ditemukan, dia sudah dalam kondisi tak bernyawa dalam cengkeraman ular piton sepanjang 7 meter.

Korban ditemukan pertama kali oleh anak dan menantunya. Keduanya mencari korban yang tak kunjung pulang setelah seharian bekerja di sawah.

Seorang tetangga korban, Ma'ruf Solehan (27) menceritakan, biasanya, korban sudah kembali ke rumah setelah mengurus sawah dan ternak sapi miliknya. Namun, hingga menjelang pukul 20.00 Wita, korban belum kembali.

"Kedua kerabatnya kemudian menyusul ke sawah untuk mencari korban. Namun, mereka kaget karena berpapasan dengan ular besar di tengah jalan," ujar Ma'ruf, Jumat (5/5/2023).

Saat melihat kondisi ayahnya dalam cengkeraman ular piton, keduanya tak berani menyelamatkan korban. Mereka lalu kabur dan memanggil warga lainnya.

"Sekitar delapan orang warga kemudian datang dan berupaya menyelamatkan korban," kata Ma'ruf.

Namun, saat warga datang, ular piton tersebut terlihat sudah nyaris menelan korban. Kepala dan separuh bahu korban sudah berada di dalam mulut ular.

"Warga lalu tarik ular dan ular dibunuh beramai-ramai," kata Ma'ruf.

Setelah itu, korban kemudian dibawa kembali ke rumahnya. Warga juga ikut membawa ular piton ke rumah duka di Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Serangan Ular Pertama

Serangan ular di wilayah Desa Telutu Jaya Kecamatan Tinanggea dilaporkan warga sebagai kejadian pertama. Kata warga setempat, belum pernah ada kejadian sebelumnya, warga melihat ular dengan ukuran besar.

Diketahui, di wilayah desa tempat korban terlilit ular, masih banyak hutan dan sumber air. Salah satunya, bendungan Desa Roraya.

"Sebelumnya, hanya sebesar jempol atau paling besar seperti ukuran linggis," ujar warga setempat, Ma'ruf.

Dia mengimbau, warga sebaiknya berhati-hati saat berjalan menuju sawah atau saat malam hari. Sebaiknya, jangan berjalan sendiri.

Warga lainnya, Asmin, menyatakan, warga sering melaporkan melihat kulit ular piton dalam ukuran yang makin membesar setiap kali ditemukan. Diduga, ditemukan saat ular selesai berganti kulit. Namun, warga tidak curiga dan memilih beraktivitas seperti biasa.

Selain itu, di Desa tersebut, warga juga kerap melaporkan kehilangan hewan ternak sapi. Namun, tidak diketahui penyebabnya dan warga tidak curiga jika kejadian tersebut akibat serangan ular piton.

Kapolsek Tinanggea Iptu Aziz Doali menyatakan, sudah mendatangi TKP dan rumah duka bersama anggotanya. Dari hasil pemeriksaan terhadap korban, diduga korban mengalami patah tulang rusuk sebelah kanan sebelum tewas.

"Akibat lilitan yang kuat dari ular, diduga gagal pernapasan hingga menyebabkan korban meninggal dunia," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.