Sukses

Wajib Tahu, Asal Usul Gejala dan Cara Mengatasi Duck Syndrome

Seseorang dalam hidupnya terlihat lancar, tanpa ada kendala signifikan bahkan terlihat mewah dan bahagia, tetapi belum tentu demikian.

Liputan6.com, Jakarta - Duck Syndrome merupakan sebuah istilah dari Stanford University untuk menggambarkan mahasiswa mereka yang memberi kesan tenang selama perkuliahan.

Padahal, di balik itu semua ada sebuah perasaan cemas, panik dan gundah gulana yang dialami. Istilah tersebut kemudian menjadi ramai diperbincangkan bahkan banyak diaplikasikan kalangan masyarakat luas terutama milenial.

Seseorang dalam hidupnya terlihat lancar, tanpa ada kendala signifikan bahkan terlihat mewah dan bahagia, tetapi belum tentu demikian. Seseorang tidak akan pernah tahu kehidupan orang lain yang sebenarnya seperti apa.

Bisa jadi sebenarnya dia sedang mengalami duck syndrome di balik kebahagiaan yang dia tampilkan tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, istilah Duck Syndrome berasal dari sebuah gagasan bahwa seekor bebek bisa terlihat tenang saat berenang di permukaan air.

Sedangkan, sebenarnya dia sedang sibuk mengayuh dengan kencang di bawah permukaan air untuk tetap membuat badannya mengapung. Beberapa orang mungkin bisa mengalami hal ini. Mereka akan tampak tenang dan bahagia dalam hidupnya yang terlihat lancar.

Nama kenyataannya, mereka dengan panik, cemas, dan susah payah untuk mengikuti arus dan tetap bertahan. Kondisi ini terjadi pada mereka yang mencoba menghidupkan ilusi dari kehidupan yang sempurna, tetapi diam diam bekerja keras untuk menjaga semuanya tetap terkendali.

Jika kamu mengalami hal ini, kamu mungkin takut dengan apa yang akan orang lain pikirkan jika mereka tahu bahwa hidupmu tidak sempurna. Kamu juga mungkin akan merasa bawah tidak akan ada yang bisa memahami apa yang sedang terjadi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ciri-Ciri

Meski duck syndrome ini termasuk pada penyakit mental, ada beberapa gejala yang mungkin dirasakan seseoarng ketika sedang mengalami stress yang luar biasa.

Tapi pada saat yang sama mereka mencoba memasang wajah tenang seolah segalanya berjalan dengan sempurna dan mudah.

Beberapa gejala terseut adalah:

• Merasa kewalahan atau seperti semuanya ada di luar kendali.

• Kesulitan menenangkan pikiran.

• Merasa buruk tentang diri sendiri, kesepian, atau membandingkan diri sendiri dengan orang lain dan percaya bahwa orang lain lebih baik.

• Merasa gugup.

• Gejala fisik termasuk energi rendah, sulit tidur, ketegangan otot, mual, atau mulut kering.

• Gejala kognitif seperti terus-menerus khawatir, pelupa, pikiran berlomba, kesulitan fokus, dan penilaian yang buruk.

• Perubahan perilaku termasuk perubahan nafsu makan, suka menunda-nunda, atau perilaku gugup seperti gelisah atau menggigit kuku.

Tapi tenang, penyakit mental duck syndrome hal ini bisa kamu atasi dengan semisalnya ikut terapi, aatau pengobtan dengan tenaga professional.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.