Sukses

Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20, Suporter Garis Keras 1923 Lakukan Ini

Bulan ramadhan dijadikan momentum semua orang untuk melakukan kebaikan, seperti yang dilakukan para suporter di Solo ini meski mereka yang membagikan 1000 bungkus takjil kepada pengguna jalan.

Liputan6.com, Solo - Sore itu puluhan pemuda dan pemudi mengenakan jaket berwarna hitam bertuliskan Garis Keras Sambernyawa 1923 tampak sibuk mengeluarkan kotak-kotak takjil.

Komunitas suporter tim Persis Solo bagikan takjil di area perempatan Solo Baru, Kabupaten Sukoharjo. Meskipun diiringi gerimis namun tak menyurutkan aksi yang mereka lakukan.

Ketua Harian Garis Keras Sambernyawa 1923, Didik Purnomo menyebut aksi tersebut adalah rutinitas komunitasnya di setiap bulan Ramadan, dari dana yang dikumpulkan dari seluruh anggota.

Mereka menyiapkan 1.000 bungkus atau kotak takjil. Ribuan kotak nasi tersebut mereka bagikan kepada para sopir truk, angkutan umum, dan pengendara lainnya yang melintas.

"Alhamdulillah tahun ini ada 1.000 takjil kami bagikan semoga bermanfaat untuk yang menerima. Kami menurunkan 120 anggota. Karena tidak semua anggota hadir, ada yang berhalangan hadir kuliah dan alasan lainnya," katanya kepada Liputan6.com di Solo Baru, Minggu (2/4/2023).

Ia menyebut kegiatan tersebut juga sebagai peredam suporter agar tidak meluapkan kekecewaan terlalu besar karena Indonesia batal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. Terlebih kota Surakarta adalah salah satu tuan rumah dan dijadwalkan akan menjadi lokasi penutupan ajang sepak bola tingkat dunia itu.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Alihkan Kekecewaan

"Kecewa karena batal tuan rumah piala dunia U-20, padahal Persis Solo sudah menjadi tim musafir demi ini. Dari pada teman-teman kesel dan emosi ya dialihkan ke sini (bagi takjil). Luapan kekecewaan kita alihkan ke hal positif," tutur dia.

Menurut Didik mengumpulkan donasi untuk menyiapkan ribuan takjil itu menjadi alternatif komunitasnya meredam kekecewaan mereka yang terlalu tinggi tentang Piala Dunia U-20. Sementara para pengguna jalan nampak sumringah dengan apa yang mereka terima dari komunitas tersebut. 

"Kalau tidak diredam kita takutkan nanti anggota berstatemen berlebihan di media sosial atau di lingkungannya. Jadi bagi takjil ii mengalihkan kekecewaan kita, belum lagi liat pengguna jalan semua senang dengan yang kita lakukan," katanya.

Sementara itu, dirinya mengaku aksi serupa adalah rutinitas merek atiap tahun, pada tahun sebelumnya mereka memberikan donasi 1000 al-qur'an dan dibagikan ke masjid-masjid yang minim al-qur'an atau yang kondisinya sudah tidak layak. 

"Suporter selama ini banyak dinilai buruk oleh masyarakat sehingga kami selalu berusaha berbenah untuk menghilangka stigma buruk di masyarakat. Suporter tidak hanya tentang kerusuhan tapi banyak hal positif yang kami lakukan," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.