Sukses

Hangatnya Suasana Kekeluargaan saat Buka Puasa Bersama Jemaah Ahmadiyah Manado

“Kami berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Ini jemaah dari Manado, juga dari Sea Kabupaten Minahasa,” ungkap Mubaligh Jemaah Ahmadiyah Manado, Hafiz Ahmad Mutu saat menyambut kehadiran Liputan6.com di rumah misi tersebut.

Liputan6.com, Manado - Suasana penuh kekeluargaan terlihat saat Jemaah Ahmadiyah Manado menggelar buka puasa bersama pada Minggu (26/3/2023). Ada beragam menu di sana, mulai dari buah kurma hingga kue balapis khas Manado.

Sebuah bangunan sederhana terletak di Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut. Sudah sekitar 25 tahun bangunan itu dijadikan Rumah Misi Jemaah Ahmadiyah Manado. Ada sebuah tangga beton yang menghubungkan rumah misi itu dengan Masjid Baitul Islam.

Sejak sore hari, puluhan jemaah sudah memadati rumah misi tersebut. Kalangan wanita berkumpul di dalam rumah, sedangkan kaum pria di sisi kiri rumah yang merupakan sebuah ruangan yang dijadikan Peace Center  atau pusat perdamaian.

“Kami berkumpul untuk berbuka puasa bersama. Ini jemaah dari Manado, juga dari Sea Kabupaten Minahasa,” ungkap Mubaligh Jemaah Ahmadiyah Manado, Hafiz Ahmad Mutu saat menyambut kehadiran Liputan6.com di rumah misi tersebut.

Para tokoh Jemaah Ahmadiyah Manado itu terlibat obrolan santai sambil menunggu jam berbuka puasa tiba. Di atas meja, berbagai hidangan ringan sudah tersedia. Ada buah kurma, dan berbagai jenis kue khas Manado, mulai dari panekuk, panada, nogosari hingga balapis.

Jarum jam menunjukkan pukul 17.50 Wita, saat Hafiz meminta Mubaligh Jemaah Ahmadiyah Sea Sofa Adnan untuk memimpin doa. Usai berdoa, Hafiz mempersilahkan para tamu serta jemaah untuk mencicipi berbagai jenis kue dan minuman yang tersedia.

“Silahkan dinikmati. Jambu air ini saya bawa bibitnya saat pindah ke sini 2 tahun lalu, saya tanam. Sekarang sudah berbuah,” ujar Hafiz.

Suasana buka puasa dengan nuansa kekeluargaan yang erat tampak terasa. Puluhan jemaat berbaur, diselingi canda, menikmati berbagai hidangan ringan.

“Ini perpaduan Arab dan Manado. Buah kurma dari Arab, sedangkan menu lainnya khas Manado,” ujar salah satu jemaah.  

Beberapa saat kemudian, Hafiz bersama para jemaah meminta ijin untuk menunaikan ibadah salat di Masjid Baitul Islam yang berada tepat d atas rumah misi.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gado-gado Hingga Beragam Ikan Bakar

Usai melaksanakan salat, mereka kembali ke rumah misi. Kaum wanita telah menyiapkan beragam menu mulai dari nasi, gado-gado, berbagai jenis ikan bakar, serta hidangan lainnya.

“Sekarang kita makan berat. Silahkan dinikmati menu yang tersedia,” ujar Hafiz.

Sambil menikmati hidangan, sejumlah tokoh Ahmadiyah Manado seperti Sugeng Musdi dan Norma Enoch bercerita tentang masuknya Ahmadiyah di Manado. Lahan tempat berdirinya rumah misi dan masjid itu merupakan bantuan atau hibah dari Norma.

“Awalnya di Manado ada 6 kepala keluarga Jemaah Ahmadiyah, saat ini sudah berkembang menjadi 25 kepala keluarga,” ujar Sugeng yang merupakan Ketua Jemaah Ahmadiyah Manado ini.

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 19.00 Wita. Sejumlah jemaah sudah kembali ke Sea, Minahasa. Tertinggal Hafiz, Sofa, Sugeng dan Dullah serta beberapa anak muda di ruangan Peace Center tersebut. Mereka kemudian menuju Masjid Baitul Islam untuk melaksanakan isalat tarawih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.