Sukses

480 KK di Serang dan Cilegon Akhirnya 'Merdeka' dari Kesulitan Air Bersih

Lebih dari setengah abad, warga di Kampung Batu Lawang Cilegon dan Kampung Pasir Kelapa Kabupaten Serang, Banten, kesulitan air bersih.

Liputan6.com, Cilegon - Lebih dari setengah abad, warga di Kampung Batu Lawang, Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, serta Kampung Pasir Kelapa, Desa Pekuncen Kecamatan Bojonegara, Kabupaten Serang, Banten, kesulitan air bersih. Kini, mereka telah 'merdeka' dan bisa menikmati air segar dari sumur bor yang dibangun menggunakan dana CSR industri.

Air bersih dan sehat itu bisa mereka nikmati selama 24 jam, melalui instalasi air yang disalurkan melalui pipa paralon ke 480 rumah kepala keluarga (KK).

"Sejak awal ada penduduk di sini, memang belum pernah teratasi. Saya saja umur 58 tahun, sepanjang saya tahu di sini memang kesulitan air," ujar Ahmad Jajuli Khosi'in, tokoh masyarakat setempat, ditemui di kampungnya, Rabu (21/12/2022).

Sumur hingga instalasi air bersih itu dibangun menggunakan dana CSR dari perusahaan yang ada di Kota Cilegon, Banten. Mereka patungan menyediakan air bersih yang bisa dinikmati warga.

Ada sekitar 30 perusahaan BUMN dan swasta mengebor sumur, membangun instalasi pipa, menyediakan tempat penampungan air hingga menjaga ketersediaan listriknya.

Sumur bor berjarak sekitar 1 kilometer dari lokasi penampungan air terdekat. Kemudian air itu disalurkan lagi ke bak penampungan lainnya di dua kampung. Selanjutnya disalurkan ke rumah warga menggunakan instalasi pipa yang masih dikerjakan hingga saat ini.

"Sekarang setiap kampung sudah teratasi. Untuk bak dari sumur ada tiga bak, ada ukuran tiga kali tiga, ada ukuran empat kali tiga, ada yang enam kali enam. Setelah dari yang besar, disebar ke enam torn. Dari torn dibagi ke rumah rumah pakai pipa," terangnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Warga Diminta Jaga Aliran Air Bersih

Jika masyarakat bepergian ke Pelabuhan Merak, maka perkampungan itu ada di pegunungan yang bisa dilihat dari jalan tol sekitar Gerbang Tol (GT) Merak.

Sebelum jaringan air bersih tersedia, mereka harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer ke bawah dan membeli air bersih seharga Rp5 ribu untuk jerigen ukuran 5 liter. Sehingga dengan air yang terbatas, aktivitas MCK hingga memasak 480 KK sangat terbatas.

"Kalau udah enggak ada hujan itu mereka ngangsu istilahnya, ngambil kebawah, bahkan tidak sebanding dengan ekonomi yang mereka miliki, karena air itu beli, dan satu gendul itu ada Rp5 ribu, untuk mencukupi hajat air itu untuk mandi, untuk kehidupan sehari-harinya itu kan tidak tercukupi," jelasnya.

Saluran air bersih itu diresmikan oleh Walikota Cilegon, Helldy Agustian. Secara simbolis, dia membuka keran dari toren disebelah masjid Kampung Batu Lawang, Kelurahan Gerem. Helldy mengucapkan terima kasih ke industri yang telah menyalurkan CSR nya untuk membantu Watt yang kesulitan air bersih.

"Alhamdulillah, seger, enggak rasa asin atau payau nya. Airnya seger. Terima kasih ke industri yang sudah membantu warga di sini," ujar Walikota Cilegon, Helldy Agustian, Rabu (21/12/2022).

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.