Sukses

BBKSDA Riau Nyatakan Lokasi Penerkaman Pekerja Sawit Merupakan Sarang Harimau

Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau tengah memitigasi konflik manusia dengan harimau sumatra di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau tengah memitigasi konflik harimau dengan manusia di Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Sebelumnya, di lokasi Distrik Merawang ada pekerja diterkam harimau.

Pekerja sub kontraktor dari PT Arara Abadi itu, Adi Saputra, selamat meskipun kepalanya sudah dicakar harimau. Dia berhasil melepas terkaman setelah dibantu pekerja lainnya di barak.

Kepala BBKSDA Riau Genman S Hasibuan menyebut, petugas di lokasi setelah mendapat laporan pada Jumat malam, 21 Oktober 2022. Petugas memetakan lokasi yang merupakan hutan tanaman industri itu.

Hasilnya, petugas menyatakan lokasi itu merupakan habitat harimau karena bersebelahan dengan Semenanjung Kampar.

"Namun diperkirakan harimau itu diperkirakan berasal dari Kerumutan yang merupakan habitat asli," kata Genman, Senin petang, 24 Oktober 2022.

Sebagai tindak lanjut, BBKSDA Riau memasang kamera intai di lokasi. Tujuannya untuk mengidentifikasi harimau dan merekam intensitas keberadaan satwa liar itu di lokasi.

Petugas mengimbau pihak perusahaan menghentikan aktivitas sementara di lokasi. Pekerja juga diminta tak beraktivitas sendirian agar tidak menjadi sasaran harimau.

"Petugas juga berpatroli agar membangun rasa aman di lokasi," jelas Genman.

 

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

20 Jahitan

Berikutnya, petugas juga berkoordinasi dengan pemegang izin konsesi hutan tanaman industri terkait implementasi standar operasional prosedur.

"Khususnya pelaksanaan kegiatan di lapangan sebagai antisipasi kejadian tak berulang dikemudian hari," jelas Genman.

Sebelumnya, korban Adi diserang harimau pada Jum'at malam. Sebelum kejadian, pekerja lainnya dari barak pekerja melihat ada mata merah di kegelapan hutan tapi tak menyadari itu mata harimau sumatra.

Korban diserang saat terbangun dari tidur. Dia melihat ada harimau berdiri di depannya dengan jarak 2 meter sehingga korban langsung berteriak minta tolong.

Teriakan ini membuat harimau kaget sehingga langsung menerkam bagian kepala korban. Korban melawan dengan memegang kaki dan badan harimau agar melepas cengkramannya.

Berkat pertolongan pekerja lain, harimau melepas korban. Namun harimau tak langsung pergi, bahkan masuk ke barak pekerja.

Beberapa saat kemudian, harimau pergi. Korban dilarikan ke klinik perusahaan dan mendapatkan 20 jahitan karena tiga cakaran harimau di bagian kepalanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.