Sukses

Apa Jadinya Dunia Pendidikan di Indonesia Tanpa Perpustakaan?

Ilmu pengetahuan yang didapat dari sekolah hanya 10 persen saja. Sisanya berasal dari proses pengalaman dan berlatih keterampilan.

Liputan6.com, Sleman - Batik merupakan salah satu komoditas budaya unggulan dari Indonesia. Semua daerah di Tanah Air memiliki corak khas (motif) batik tertentu, termasuk di Kabupaten Sleman. Kegiatan membatik bahkan secara khusus sudah menjadi program pengembangan perpustakaan di seluruh kalurahan Sleman.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan, apa yang dilakukan pihaknya semata-mata ingin mengangkat batik lokal agar dikenal secara global.

"Kami meyakini kalau batik bisa membantu kesejahteraan masyarakat dan perekonomian masyarakat bergerak," kata Kustini saat roadshow Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat (PILM) di Kabupaten Sleman, Senin (4/7/2022).

Program Rintisan Kalurahan Gemar Membaca (RKGM) Kabupaten Sleman sendiri menitikberatkan fokus, antara lain, pertama, setiap kalurahan memiliki pengelola perpustakaan. Kedua, mandiri dalam pengelolaan informasi di perpustakaan kalurahannya. Ketiga, kebijakan-kebijakan lurah dan perangkatnya mendukung pengembangan perpustakaan. Keempat, pengelolaan perpustakaan sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP) Kelurahan, dan kelima, mempunyai rintisan kegiatan pengembangan melalui membatik, mulai dari pelatihan hingga menentukan motif/corak.

Pentingnya keberadaan perpustakaan ditegaskan kembali oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, bahwa sejatinya perpustakaan perlu dihadirkan di segala tingkatan masyarakat, mengingat ilmu pengetahuan yang didapat dari bangku sekolah hanya sanggup memberikan kontribusi sebesar 10 persen saja. Sisanya berasal dari proses pengalaman mau pun berlatih keterampilan.

"Dunia pendidikan akan tertinggal tanpa perpustakaan," ujar Syarif Bando.

Dari seringnya masyarakat belajar akan mendorong terciptanya literasi. Literasi yang bukan sekadar baca, tapi kemampuan memahami untuk kemudian diterapkan dalam keseharian.

Dulu, masyarakat sudah cukup dengan kebiasaan membaca. Namun, tantangan literasi saat ini mengharuskan masyarakat tidak sekadar bisa baca saja. Digitalisasi juga wajib mendapatkan porsi dalam pemahaman literasi selanjutnya.

"Ya, referensi pengetahuan harus terus di-update apalagi di tengah kondisi kenormalan baru (new normal), di mana dunia sering mengalami perubahan yang luar biasa," pesan Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Washington DC Amerika Serikat Popy Rufaidah.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Sleman Hari Sugiharta mengatakan, upaya pengembangan dan pemberdayaan perpustakaan merupakan hal yang perlu mendapat perhatian, mengingat Kabupaten Sleman memiliki predikat sebagai kota pendidikan. Oleh karena itu, DPRD Kabupaten Sleman terus mendorong Pemda agar sekolah memiliki perpustakaan yang representatif.

"Gerakan budaya gemar membaca merupakan usaha nyata dan perlu keteladanan," ujar Hari.

Selain itu, program pemberian wifi gratis kepada 1.212 seluruh kalurahan di Kabupaten Sleman ditargetkan Pemda akan selesai pada 2023 mendatang. Cara ini juga merupakan bentuk dalam menunjang literasi dan kesejahteraan masyarakat.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perpustakaan di Indonesia

Indonesia menurut database Perpusnas tahun 2018 tercatat memiliki tidak kurang dari 164.610 jenis perpustakaan dengan rincian 2.057 perpustakaan perguruan tinggi, 6.552 perpustakaan khusus, 42.460 perpustakaan umum, dan 113.541 perpustakaan sekolah. Dari jumlah tersebut, perpustakaan kini menjadi bagian prioritas nasional yang ikut andil mengentaskan kemiskinan melalui program Transformasi Layanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Deni Kurniadi menjelaskan, program transformasi layanan perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah mendesain perpustakaan dan koleksi bahan bacaan agar bisa dimnfaatkan masyarakat seoptimal mungkin. Perpustakaan menjadi ruang untuk berbagi pengalaman, belajar kontekstual, berlatih keterampilan lewat transfer of knowledge.

"Sejak 2018, program ini telah merambah di 34 provinsi, 300 kab/kota, dan lebih di 2.000 desa," ungkap Deni.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Perpusnas turut memberikan bantuan satu unit mobil perpustakaan keliling, penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Pemkab Sleman, serta pengukuhan Bunda Literasi Kabupaten Sleman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini