Sukses

Macan Tutul Rasi Dilepas untuk Jodoh Slamet Ramadhan di Gunung Ciremai

Pelepasan macan tutul rasi di hutan Bintangot Desa Seda Kabupaten Kuningan Jawa Barat

Liputan6.com, Kuningan - Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) resmi melepaskan seekor Macan Tutul Jawa (Panthera Tigris Melase) di kawasan hutan.

Pelepasan tersebut setelah melewati masa rehabilitasi hingga habituari. Pelepasan macan tutul rasi di hutan Bintangot Desa Seda Kabupaten Kuningan Jawa Barat.

Kepala BTNGC Teguh Setiawan mengatakan, macan tutul tersebut berusia 2,6 tahun dengan jenis kelamin laki-laki. Menurutnya, pelepasliaran rasi akan membantu menambah populasi macan tutuk. 

Teguh mengatakan, macan tutul merupakan salah satu habitat kunci Gunung Ciremai. Selain itu ada Elang Jawa dan Monyet Surili.

"Macan tutul ini dalam ekosistem kawasan berada pada tingkatan tertinggi atau top predator. Keberadaan Rasi bisa menjaga keseimbangan ekosistem di Gunung Ciremai," kata Teguh.

Dia menjelaskan, macan tutul menjadi salah satu habitat kunci Gunung Ciremai karena sebelumnya pada tahun 2013 silam pernah mendapati seekor matul tertangkap kamera jebakan. 

"Macan tutul yang tertangkap kamera itu kami indikasikan khas Kuningan bahkan warga memanggilnya Abah," ujar dia.

Dari pelepasliaran itu jumlah macan tutul yang di hutan Gunung Ciremai sekitar dua ekor. Sebelum Rasi, satu ekor macan tutul Slamet Ramadhan dilepasliarkan pada tahun 2019 lalu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Semoga Berjodoh

Dia berharap, kehadiran macan tutul rasi dapat bertemu Slamet Ramadhan agar mereka bisa kawin. Sehingga dapat meningkatkan populasi macan tutul di Gunung Ciremai.

"Semoga mereka berjodoh," kata dia. 

Sementara itu, Direktur Bina Pengelolaan dan Pemulihan ekosiste KSDA Aminurwati menjelaskan asal muasal macan tutul Rasi dilepasliarkan ke Gunung Ciremai bukan karena konflik. 

Macan tutul rasi semula habitatnya di kawasan hutan lindung Cisompet Kampung Bunisari Desa Cikondang Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut. 

Macan tutul Rasi ditemukan di perbatasan hutan dengan pemukiman dengan usia perkiraan 3-6 bulan oleh warga. Kemudian rasi diserahkan ke BKSDA Jawa Barat untuk direhabilitasi. 

"Rasi tertinggal dengan keluarga mereka saat usia masih 3 bulan dan ketika itu rasi direhabilitasi Yayasan Cikananga," ujar dia.

Setelah dianggap cukup usia, macan tutup rasi kemudian dilepasliarkan ke hutan Gunung Ciremai. Dia menjelaskan, Gunung Ciremai dipilih sebagai lokasi pelepasliaran karena salah satu ikon gunung dan macan tutul. 

"Dari fungsi ekologi sebgai top predator ada tambahan populasi di Ciremai. Lokasi rilis atau pelepasliaran rasi akan menjadi lokasi riset habituasi matul baik dri konflik maupun hasil rehabilitsi," katanya. 

Seperti diketahui, Slamet Ramadhan merupakan macan tutul jawa yang sempat membuat geger warga Desa Sindangari, Kecamatan Kasomalang, Kabupaten Subang pada 1 Juni 2019.

Macan tutul jawa tersebut turun ke perkampungan warga lantaran kehabisan makanan. Beruntung si macan tersebut tidak dihakimi warga setempat.

Setelah masa perawatan dan pemantauan perkembangan Jawa Barat, tim medis Kebun Binatang Bandung menyatakan bahwa macan tutul jawa yang diberi nama Slamet Ramadhan itu siap untuk dikembalikan ke habitatnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.