Sukses

Resmikan Perpustakaan, Wali Kota Sungai Penuh Asafri: Sumber Daya Alam Kami Tidak Banyak

Wali Kota Sungai Penuh Asafri Jaya Bakri ingin membangun masyarakat produktif melalui perpustakaan dan literasi.

Liputan6.com, Jambi - Kehadiaran perpustakaan di daerah menjadi seperti oase. Banyak manfaat dan dampak positif dirasakan masyarakat dengan hadirnya perpustakaan di tengah-tengah mereka.

Hal ini diakui nyata oleh Wali Kota Sungai Penuh Asafri Jaya Bakri ketika meresmikan gedung baru layanan perpustakaan Kota Sungai Penuh, Jambi, Kamis siang, (10/6/2021).

"Sumber daya alam kami tidak banyak, namun kami berusaha untuk menciptakan sumber daya manusia yang produktif lewat perpustakaan, " ujar Asafri.

Kami bercita-cita sesuai visi misi pembangunan Kota Sungai Penuh ingin menjadikan masyarakat yang berdaya saing dan berjiwa enterpreneur.

"Jangan lagi bersikap konsumtif melainkan produktif," katanya.

Harapan Asrafi sejalan dengan Perpustakaan Nasional RI. Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Adin Bondan menguatkan fungsi daerah, karena sesuai amanah UU Pemerintah Daerah berkewajiban membangun perpustakaan. Namun dalam UU Perpustakaan Nomor 43, perpustakaan adalah hak masyarakat yang kemudian diatur mekanisme anggaran untuk mendukung masyarakat mendapatkan haknya tersebut, salah satunya melalui Dana Alokasi Khusus.

"Ini merupakan sumbangsih dari pemerintah pusat agar masyarakat mendapatkan ruang belajar, ruang berbagi pengalaman, ruang berketerampilan yang bisa bermanfaat bagi pengembangan kreativitas dan perbaikan kesejahteraan mereka," imbuh Adin Bondan.

Lebih lanjut Adin menegaskan penguatan sisi hulu budaya literasi yang menjadi tema besar Perpusnas tahun ini sebagai trigger (pemantik) bagi peran eksekutif maupun legislatif. Intervensi dari mereka sangat diharapkan, baik dari sisi regulasi, anggaran ataupun dukungan kolaborasi nyata lainnya.

Tidak ada orang pintar yang tidak membaca. Namun, sekali lagi saya menegaskan rendahnya kegemaran baca bukan karena minatnya yang rendah melainkan minimnya sumber bahan bacaan yang bisa dibaca masyarakat, terutama di daerah 3T. Sekadar informasi, saat ini rasio buku nasional 1 berbanding 90, artinya satu buku untuk 90 orang.

"Kami perlu penguatan dan intervensi peran, seperti soal kompensasi kepada penerbit/penerjemah yang belum ideal, alur distribusi buku yang lebih memihak ke daerah-daerah yang belum kuat infrastruktur literasinya hingga dukungan anggaran, " tambah Adin.

Ketidakmaksimalan tersebut menyebabkan rendahnya literasi, daya saing, kegemaran baca, hingga wawasan kebangsaan.

Ketua DPRD Sungai Penuh Fajran mengakui bahwa ruang belajar dan berbagi pengetahuan harus dibuka lebar-lebar dan berkeadilan. "DPRD akan mendukung program yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat," ucap Ketua DPRD.

Sementara itu, Kepala Dinas Perpustakaan dan Provinsi Jambi Syamsurizal mengakui Kota Sungai Penuh adalah contoh bagi keberhasilan pembangunan gedung. Di 2020, Jambi mendapatkan DAK Rp23,5 miliar untuk pembangunan gedung. Tetapi ditunda karena pandemi Covid-19, dan kami upayakan kembali di tahun ini. Sedangkan, di tahun 2021 Provinsi Jambi berhasil mendapat 8 unit mobil perpustakaan keliling (MPK) dan 3 titik Pojok Baca Digital (Pocadi).

"Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jambi pada 2022 akan fokus pada pengembangan perpustakaan desa. Kantor perpustakaan desa/kelurahan akan dibenahi," kata Syamsurizal menambahkan.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.