Sukses

Ekonom ITB Optimistis Perekonomian Bisa Cepat Pulih

Ekonom dari Institut Tekologi Bandung, Anggoro Budi Nugroho, optimistis perekonomian Indonesia bisa pulih cepat pasca-pandemi Covid-19.

Liputan6.com, Jakarta - Ekonom dari Institut Tekologi Bandung (ITB) Anggoro Budi Nugroho, optimistis perekonomian Indonesia bisa pulih cepat pasca-pandemi Covid-19. Fundamental ekonomi secara umum dan tren menunjukkan positif.

Dia menjelaskan, inflasi selama pemerintahan Presiden Joko Widodo tercatat relatif rendah di kisaran 3-5 persen. Dalam kondisi penurunan permintaan dan penawaran, setidaknya hal ini dapat terjaga.

"Kondisi di tengah banyak usaha lesu bahkan tutup. Upaya pemerintah tetap menjaga pasokan bahan dasar dan harga rendah ini sangat membantu," jelasnya, Rabu (31/3/2021).

Sebagai perbandingan, kata dia, di era 2004-2009 tingkat inflasi tahunan kita pernah tembus 2 digit. Ini memukul nilai tukar dan daya beli.

Dewasa ini, lanjut Anggoro, indeks pembelian perumahan masih tumbuh, walau terbatas. Pembelian kendaraan bermotor yang berkurang. Tingkat suku bunga BI juga bertahan di kisaran 3-5 persen.

"Jadi untuk Indonesia, begitu pulih, rebound nya akan cepat sekali," katanya.

Dia menambahkan, dana pihak ketiga masyarakat di perbankan sampai kuartal 1/2021 (tabungan, deposito, dll) tumbuh meski melambat. Artinya, masyarakat masih memiliki uang tapi menunda konsumsi.

"Sinyalnya positif. Orang bisa tetap konsumsi. Begitu selesai pandemi, pulihnya akan cepat," katanya.

Menurut dia, momentumnya ada. Tinggal mempercepat kepastian. Tugas pemerintah & BI itu menaikkan lagi Indeks Keyakinan Konsumen yang sempat naik kembali pasca berita vaksin tiba Januari 2021.

Dengan demikian momentum belanja tetap terjaga. Program vaksinasi yang tengah berjalan juga mendorong kepastian usaha dan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Kalau sisi penawaran, kata dia, nanti akan mengikuti saja kecepatan permintaan pasar dan kemudahan regulasi pemerintah nanti.

Anggoro menandaskan saat ini yang utama adalah mengendalikan inflasi dan stabilitas perbankan. Perbankan harus dibantu dan dikelola resikonya.

"Di tengah turbulensi, jangan sampai sistem pembayaran ikut lumpuh. Nanti krisisnya melebar. Seperti saat 98, kalau sudah ke perbankan, ke sosial politiknya akan cepat sekali."

Saksikan Video Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.