Sukses

DBD Kembali Renggut Korban, Bocah 6 Tahun di Sikka NTT Meninggal karena Pendarahan

Di tengah konsentrasi publik tertuju pada wabah Covid-19, Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merenggut korban, yakni seorang bocah di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Liputan6.com, Sikka - Di tengah konsentrasi publik tertuju pada wabah Covid-19, Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali merenggut korban. Kali ini, seorang bocah laki-laki berusia 6 tahun di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) berinisial ARB, menjadi korbannya.

Bocah laki-laki asal Desa Egon, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, tersebut meninggal dunia di RSUD dr TC Hillers, Maumere, Minggu (19/7/2020).

Kematian ini menambah daftar panjang kematian akibat DBD di Sikka. Total sudah ada 16 korban meninggal dunia selama tahun 2020. Korban didominasi oleh anak-anak.

Dokter Spesialis Anak RSUD Dr. T.C. Hillers Maumere Dr Mario B Nara mengatakan, ARB diantar ke RSUD dr TC Hillers Maumere, Jumat (17/7/2020). Namun, Minggu (19/7/2020) korban meninggal dunia di Ruang ICU RSUD dr TC Hillers Maumere.

Selama perawatan di RSUD TC Hillers Maumere pada hari Sabtu (18 Juli 2020), kondisi korban sudah mulai menurun dengan gejala muntah darah dan berak darah.

"Dirujuk dari Klinik Go dengan demam berdarah dengan DHF Grade 1, dipindahkan ke ruangan ICU dengan grade 4 disertai anemia berat, karena pendarahan di dalam pencernaan," ujarnya kepada Liputan6.com, Selasa (21/7/2020).

Pihak rumah sakit, kata dr Mario, telah melakukan berbagai upaya, tetapi nyawa korban tak tertolong.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus mengonfirmasi bahwa total penderita DBD di Kabupeten Sikka hingga saat ini mencapai 1.730 orang dan korban meninggal sebanyak 16 orang.

"Pada umumnya yang meninggal akibat DBD adalah anak dengan usia sekolah," katanya.

Menurut dia, korban tidak pernah dibawa berobat ke puskesmas terdekat selama mengalami sakit. Ia mengimbau masyarakat untuk benar-benar memperhatikan gejala DBD. Penanganan lebih dini bisa mencegah kematian.

"Korban meninggal akan terus meningkat bila masyarakat tak ambil pusing," tandasnya.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.