Sukses

4 Kasus Obesitas di Karawang, 2 Penderita Meninggal Dunia

Ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang mengalami kegemukan berlebihan atau obesitas.

Liputan6.com, Karawang - Dalam beberapa tahun terakhir kasus obesitas atau kelebihan berat badan mencuat di Kabupaten Karawang, Jawa Barat. Terdapat empat kasus dan dua di antaranya dapat ditangani sedangkan lainnya berakhir tragis, penderitanya meninggal dunia.

Kasus pertama obesitas di Karawang terjadi pada Arya Permana. Dua tahun lalu, berat badan Arya mencapai 192 kilogram.

Perkembangan Arya relatif cukup baik, mengingat saat ini bobot badannya mulai menyusut. Saat ini, Arya yang kini berusia 13 tahun memiliki berat badan 91 kilogram.

Arya yang semula nyaris tidak beraktivitas, hanya dapat berjalan 2 kilometer, kini sudah masuk SMPN 2 Pangkalan, bahkan bisa bermain bola dan berenang bersama teman-temannya.

Penurunan berat badan Arya ditempuh dengan berbagai upaya, di antaranya menjauhi makanan manis, menjaga pola makan, hingga operasi penyempitan lambung .

Ade Somantri, ayah Arya, mengatakan, Arya telah menjalani operasi penyempitan lambung di RS Omni Alam Sutera, Tangerang, pada April 2017 lalu. Itu yang menyebabkan Arya saat ini gampang kenyang.

"Lambungnya hanya disisakan 30 persen dari ukuran semula," ujar Ade.

Kedua, kasus obesitas menimpa Yudi Hermanto, pasien dengan berat 310 kilogram. Yudi meninggal dunia. Sebelum meninggal, Yudi sempat putus asa dengan penyakit obesitas yang dideritanya. Sebab, di tengah keterbatasan ekonomi, berat badannya justru naik menjadi 310 kilogram.

Yudi kemudian mendapat bantuan berobat oleh Pemkab Karawang. Hanya saja, Yudi tak bertahan. Dia dinyatakan meninggal pada Desember 2017 lalu, setelah mengalami sesak nafas dan kejang-kejang. Yudi meninggal setelah sempat sepekan mendapat perawatan di RSUD Karawang.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kisah Narti Sunarti

Kasus ketiga, Sunarti (39), perempuan berbobot 148 kilogram tinggal di Perum Terangsari, Desa Cibalongsari, Kecamatan Klari, Karawang mengalami obesitas diduga lantaran kerap ngemil mi dan bakso.

Berat badan Narti, sapaan akrab Sunarti terjadi setelah sebelumnya hanya 75 kilogram. Narti meninggal dunia setelah menjalani perawatan medis di RSHS Bandung, ketika kembali ke tempat tinggalnya, pada Sabtu (2/3/2019).

Kasus obesitas yang keempat, atau saat ini tengah menjadi sorotan media, terjadi pada Satia Putra (7), anak pasangan Sarli (48) dan Komariah (40) warga Tanjungbaru, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilanaya Kulon, Karawang.

Obesitas atau kegemukan yang berlebihan dialami Satia diketahui setelah dilakukan observasi di RSUD Karawang. Berat badannya memjadi 101 kilogram, padahal tiga hari terkahir dikatakan kedua orangtuannya masih 97 kilogram.

Ibu kandung bocah obesitas, Komariah mengatakan sejak lahir bocah Satia sudah berbobot di atas normal bayi lahir. Dia memiliki bobot 5 kilogram, menyamai anak umur 2-3 bulan. Namun, sejak usia 5 tahun bobot badannya terus bertambah. Dia makan dalam sehari bisa mencapai 5-7 kali.

"Kasus obesitas ekstrem di Karawang sudah ada 4 kasus, hingga tahun ini," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang, Nurdin Hidayat, Kamis (4 /7/2019).

 

3 dari 3 halaman

Penyebab Obesitas

Nurdin menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami kegemukan berlebihan atau obesitas di antaranya zat gizi makro (karbohidrat, protein, lemak) yang menyebabkan kegemukan yaitu bila dimakan secara berlebihan, zat gizi ini akan disimpan dalam bentuk lemak tubuh dan akan meningkatkan berat badan secara keseluruhan.

Faktor lainnya faktor genetik obesitas yang cenderung diturunkan dari orangtua. Faktor lain kata Nurdin, kurangnya aktivitas fisik kemungkinan merupakan salah satu penyebab utama dari meningkatnya angka kejadian obesitas di tengah masyarakat.

Selain itu, pemakaian obat-obatan tergolong steroid, efek samping beberapa obat dapat menyebabkan meningkatnya berat badan, misalnya obat kontrasepsi dan obat sesak nafas yang dikonsumsi tidak beraturan.

"Ada beberapa faktor yang menyebabkan obesitas salah satunya pola makan berlebihan dan faktor genetika, faktor kurang aktivitas, dan konsumsi obat-obatan kurang beraturan sesuai resep dokter," terangnya.

Namun demikian, Nurdin menjelaskan berat badan Satia yang berlebih tidak perlu penanganan khusus karena bukan merupakan penyakit akut tetapi tetap harus pengawasan medis dan orangtua untuk menurunkan berat badan secara ekstrem.

"Bukan penyakit akut tetapi tetap harus mendapatkan pengawasan medis ," katanya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.