Sukses

Berkah di Laut Selatan, Tak Ada Ikan Ubur-Ubur Pun Jadi

Nelayan mengaku bila ubur-ubur memenuhi laut selatan Jawa, ikan dan udang jarang ada.

Liputan6.com, Cilacap - Nelayan di Kabupaten Cilacap panen ubur-ubur pascagelombang tinggi yang terjadi di laut selatan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta dalam satu pekan terakhir, kata Ketua Kelompok Nelayan Pandanarang Tarmuji.

"Alhamdulillah dalam dua hari ini, nelayan kembali melaut meskipun tinggi gelombang maksimum berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG masih berkisar 3-3,5 meter," katanya di Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jateng, Selasa (31/7/2018), dilansir Antara.

Ia mengakui dalam dua hari ini tidak mendapatkan hasil tangkapan berupa udang maupun ikan meskipun masih berlangsung musim panen. Namun, kata dia, hal itu tak berarti nelayan tak memperoleh hasil.

Setelah gelombang tinggi terjadi di laut selatan Jateng dan DIY, muncul ubur-ubur (sejenis binatang laut yang termasuk dalam kelas Scyphozoa) sebagai pengganti.

"Biasanya kalau muncul ubur-ubur, ikan atau udang sulit diperoleh. Oleh karena itu, nelayan banyak yang menangkap ubur-ubur karena bisa dijual ke pengepul dengan harga Rp 700 per kilogram," katanya.

Setiap kali melaut, kata dia, satu perahu nelayan sedikitnya bisa membawa pulang 300 kilogram ubur-ubur. Jika beruntung, lanjut dia, nelayan bisa membawa pulang 1 ton ubur-ubur karena kapasitas maksimum perahu hanya sebesar 1,5 ton.

Menurut dia, nelayan tidak perlu melaut dengan jarak yang cukup jauh untuk sekadar menangkap ubur-ubur karena dapat ditemukan dalam radius 1-3 mil dari bibir pantai. Tarmuji mengatakan hewan laut yang telah dikumpulkan oleh pengepul selanjutnya akan dikeringkan sebelum dikirim ke eksportir.

Ubur-ubur itu biasanya diekspor dengan negara tujuan di kawasan Asia Timur, seperti Tiongkok dan Jepang, untuk dijadikan sebagai bahan makanan maupun kosmetik.

"Namun kemunculan ubur-uburnya belum stabil. Biasanya kalau musim kemarau seperti sekarang, akan banyak ubur-ubur yang muncul dan semoga pula tidak kembali terjadi gelombang tinggi," katanya.

Salah seorang nelayan, Julianto mengaku senang bisa membawa pulang ubur-ubur sebanyak 400 kilogram. Menurut dia, ubur-ubur tersebut akan dijual ke pengepul dengan harga sebesar Rp 700 per kilogram.

"Lumayan bisa untuk memenuhi kebutuhan keluarga di saat tidak ada ikan pascagelombang tinggi," katanya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.