Sukses

Riuh Rendah Sejak Pagi di Tengah Karapan Sapi Brujul Probolinggo

Meski peraturan dan aksesori tidak berbeda jauh dengan karapan sapi Madura, tetap ada perbedaan dengan karapan sapi Brujul.

Liputan6.com, Probolinggo – Kota Probolinggo Jawa Timur mempunyai tradisi dan budaya yang sangat unik, yakni karapan sapi Brujul. Tradisi lokal ini menjadi destinasi wisata budaya andalan Kota Probolinggo, karena perhelatannya selalu dibanjiri penonton.

Karapan sapi brujul adalah tradisi balapan sapi pembajak sawah para petani memasuki masa tanam. Karapan ini berbeda dengan karapan sapi merah di pulau Madura, karena menggunakan sapi pembajak sawah.

Perbedaan lainnya adalah arena balapan menggunakan tanah berlumpur. Sementara, peraturan dan aksesoris lainnya tidak beda dengan karapan sapi Madura.

"Seru karena arena yang dipergunakan dalam karapan sapi brujul menggunakan area persawahan yang berlumpur dan berair sebagai arena balapan. Sementara, karapan sapi Madura dilombakan di tanah lapang yang kering," tutur Chintya Mahardika, penonton asal Surabaya, Rabu, 30 Agustus 2017.

Keunikan itu juga menjadi buruan sejumlah fotografer dari berbagai daerah. Mereka datang untuk memburu foto-foto unik, menarik dan eksotis dengan latar sawah berlumpur dan objek sapi pembajak sawah.

Meski peraturan dan aksesori tidak berbeda jauh dengan karapan sapi Madura, tetap ada perbedaan dengan karapan sapi Brujul. (Liputan6.com/Dian Kurniawan)

"Bagi kami itu, memiliki nilai artistik yang sangat unik di dunia fotografi," kata Mahdi, dari komunitas Prajurit Pecinta Photography (PPP).

Meski sapi-sapi ini hanya pembajak sawah, sapi-sapi itu akan diperlakukan berbeda sebelum karapan digelar. Mereka akan diberi makan ekstra hingga pemberian jamu khusus hewan agar memiliki tenaga optimal.

"Sapi yang mengikuti perlombaan ini dipastikan memiliki kualitas yang cukup baik. Sebelum ikut lomba dilatih dan diberi jamu-jamuan," ucap Edi Jembrot, salah satu pemilik sapi kerapan brujul.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan (Disporaparbud) Kota Probolinggo Agus Efendi menuturkan mulanya karapan sapi brujul hanya dilakukan para petani secara sederhana. Yakni, aaat sedang membajak sawah pada waktu memasuki masa tanam.

Namun saat ini, karapan sapi brujul justru banyak dikenal masyarakat, karena telah mengikuti berbagai festival pada event budaya.

"Kami rutin menggelar festival karapan sapi brujul, seperti dalam perhelatan event Semipro (Seminggu di Kota Probolinggo, red) tahun ini. Tujuannya untuk melestarikannya tradisi dan budaya petani ini," tutur Agus.

Saksikan video menarik di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.