Sukses

Gerindra: Ma'ruf Amin Harusnya Nonaktif dari Jabatan Ketua MUI

Andre menilai, seharusnya Ma'ruf Amin menonaktifkan diri atau ambil cuti sementara untuk mengikuti Pilpres 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Bakal calon wakil presiden (cawapres) 2019 KH Ma'ruf Amin didesak untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI). Desakan itu muncul dari para sejumlah santri yang menggelar unjuk rasa di depan kantor MUI, Senin, 13 Agustus 2018.

Hal itu menuai respons dari Anggota Badan Komunikasi Partai Gerindra Andre Rosiade. Menurut dia, memang seharusnya Ma'ruf Amin menonaktifkan diri atau ambil cuti sementara untuk mengikuti Pilpres 2019.

"Lebih baik menonaktifkan dulu. Nanti setelah proses pencalonan, cuti dulu-lah. Cuti dulu nanti setelah proses pencalonan Beliau bisa kembali ke posisi Beliau sebagai Ketua MUI," ujar Andre saat dihubungi Merdeka.com, Rabu (15/8/2018).

Meski begitu, Andre enggan ikut campur terlalu banyak terkait masalah tersebut. Sebab, kata dia, itu adalah ranah internal MUI.

"Kita itu kembali kepada ranahnya intenalnya MUI, ya kita hormati keputusan MUI, tapi kalau saran ya cuti saja," ucap dia.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ikuti Aturan

Bakal cawapres Ma'ruf Amin menanggapi desakan agar dia mundur dari posisi Ketua MUI. Desakan tersebut mencuat setelah Ma'ruf dipilih menjadi bakal calon Wakil Presiden mendampingi Jokowi sebagai bakal calon presiden di Pemilu 2019.

Ma'ruf menegaskan ada mekanisme khusus yang akan menentukan posisinya di MUI. Dia menyebut, mekanisme itu bersifat internal.

"Nanti akan ada mekanisme penyelesaian, akan ada nanti," ujar Ma'ruf di RSPAD Gatot Subroto, Minggu, 12 Agustus 2018 malam.

 

Saksikan video pilihan berikut ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.