Sukses

Kurangi Pengangguran, Khofifah Dorong Industri Rokok Keretek Tangan

Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa mendorong industri rokok di Jawa Timur agar meningkatkan produk sigaret keretek tangan.

Liputan6.com, Surabaya - Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa mendorong industri rokok di Jawa Timur agar meningkatkan produk sigaret keretek tangan.

Saat berkunjung ke pabrik rokok PT HM Sampoerna di Surabaya, Jawa Timur, mantan Menteri Sosial itu menyaksikan industri rokok telah beralih ke produk sigaret keretek mesin.

"Ini kaitannya dengan penyerapan tenaga kerja. Kalau industri rokok sudah berlaih ke produk sigaret keretek mesin, akan banyak tenaga kerja yang tidak terpakai," ujar Khofifah Indarparawansa seperti dilansir Antara, Rabu (18/4/2018).

Pasangan Calon Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak ini mencatat angka pengangguran di Jatim saat ini mencapai 800 ribu orang lebih.

"Salah satunya industri rokok di Jawa Timur masih menjadi tumpuan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Sekitar 2,6 juta masyarakat Jawa Timur bekerja di industri rokok," ucapnya.

Ketua Umum Muslimat Nahdlatul Ulama ini menegaskan, mayoritas pekerja di industri rokok adalah perempuan.

"Mereka adalah kaum perempuan yang mayoritas menjadi tulang punggung bagi keluarganya. Rata-rata telah bekerja di sektor ini antara selama 15 tahun, bahkan ada yang sudah 35 tahun," papar Khofifah Indarparawansa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kekhawatiran Khofifah

Dengan peralihan industri rokok ke produk sigaret keretek mesin, Khofifah khawatir tenaga kerja yang mayoritas perempuan ini menjadi tak terpakai.

"Saya ingin industri rokok fokus pada padat karyanya. Produk sigaret keretek tangan semuanya padat karya, sedangkan sigaret keretek mesin adalah padat modal," kata dia.

Dalam kunjungannya ke pabrik rokok PT HM Sampoerna, Khofifah melihat produksi sigaret keretek tangan hanya sekitar 10 persen dari total produksi sigaret keretek mesin.

"Alasannya karena memang juga ada peralihan minat konsumen dari sigaret kretek tangan ke sigaret kretek mesin. Saya cuma bisa mendorong agar industri rokok tetap mempertahankan produk sigaret keretek tangan, malah kalau bisa meningkatkan produksinya. Sehingga tetap dapat menyerap tenaga kerja," jelas Khofifah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.