Sukses

Jokowi Sebut Indonesia Butuh Pemimpin Kuat, Merujuk ke Prabowo?

Jokowi tak menjawab dengan lugas saat ditanya oleh awak media apakah pemimpin kuat tersebut merujuk ke Prabowo Subianto. Tapi....

Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyinggung soal Indonesia yang membutuhkan pemimpin kuat saat menghadiri Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023). Hal itu disampaikan Jokowi di depan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang hadir dalam acara itu.

Jokowi tak menjawab dengan lugas saat ditanya oleh awak media apakah pemimpin kuat tersebut merujuk ke Prabowo Subianto. Dia hanya mengatakan, tantangan yang dihadapi Indonesia semakin sulit sehingga dibutuhkan kepemimpinan kuat.

"Karena yang kita hadapi tantangan-tantangan yang berat, tantangan-tantangan eksternal yang sulit diprediksi, tantangan-tantangan yang sulit dihitung," ujar Jokowi usai acara.

"Kadang-kadang munculnya tiba-tiba, munculnya tanpa diprediksi sehingga sekali lagi dibutuhkan kepemimpinan yang kuat, leadership yang kuat dibutuhkan," sambung dia.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut Indonesia saat ini membutuhkan sosok pemimpin yang kuat agar dapat menghadapi tantangan global yang semakin sulit. Tak hanya itu, kata dia, Indonesia juga membutuhkan pemimpin yang memiliki karakter mau merangkul, kompak, dan solid untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

"Sekali lagi, dibutuhkan kepemimpinan nasional yang kuat. Kepemimpinan nasional yang mempersatukan, kepemimpinan nasional yang mau merangkul semuanya untuk kekompakkan, kesolidan, untuk persatuan negara ini dalam mencapai sebuauh cita-cita besar. Indonesia Emas 2045," jelas Jokowi saat menyampaikan sambutan di acara Peresmian Pembukaan Rakernas Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Grand Ballroom Minhaajurrosyidiin Jakarta Timur, Selasa (7/11/2023).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Banyak Tantangan

Jokowi mengatakan tantangan yang dihadapi ke depan tidaklah mudah salah satunya, ketidakpastian ekonomi global yang sulit diprediksi dan dikalkulasi. Kedua, tantangan perubahan iklim yang menyebabkan kekeringan di hampir semua negara.

"Dulu kita kalau ada perubahan iklim, ya hanya dalam kata-kata sekarang sudah nyata. Kekeringan hampir di semua negara sekarang terjadi. Panas bumi yang naik, gelombang panas kita ada 7 provinsi kemarin kekeringan sehingga produksi beras kita menurun," jelasnya.

Selain itu, Jokowi menyampaikan perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia dan Gaza membuat tantangan global semakin sulit. Dia menuturkan perang-perang tersebut berdampak terhadap Indonesia.

"Itulah tantangan yang ke depan semakin tidak mudah. Tapi sekali lagi, dengan karakter yang kita bangun, sektor SDM yang kita bangun kita yakini Insya Allah kita bisa mencapainya," tutur Jokowi.

3 dari 3 halaman

Banyak Drama

Presiden Jokowi menyebut banyak drama dan sinetron yang terjadi menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Padahal, kata Jokowi, seharusnya Pemilu 2024 harus diisi dengan pertarugan gagasan dan ide, bukan perasaan.

Hal ini disampaikan Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam HUT ke-59 Partai Golkar di DPP Partai Golkar Jakarta Barat, Senin (6/11/2023). Dalam acara ini, turut hadir Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Calon Presiden Koalisi Indonesia Maju (KIM), Prabowo Subianto.

"Karena saya melihat akhir-akhir ini yang kita lihat adalah terlalu banyak dramanya, terlalu banyak drakornya, terlalu banyak sinetronnya. sinetron yang kita lihat," kata Jokowi dalam sambutannya.

"Mestinya kan pertarungan gagasan, mestinya kan pertarungan pertarungan ide, bukan pertarungan perasaan," sambungnya.

Menurut dia, pertarungan perasaan di Pemilu 2024 justru akan menyulitkan masyarakat. Jokowi sendiri tak menyebutkan sindiran tersebut ditujukan kepada siapa.

"Kalau yang terjadi pertarungan perasaan repot semua kita. Tidak usah saya teruskan karena nanti kemana-mana," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.