Sukses

PDIP-Gerindra Berebut Suara NU di Pilkada Jateng 2018

PDIP membantah telah merebut Gus Yasin dari Gerindra. Nama Taj Yasin Maimoen dibawa oleh PPP.

Liputan6.com, Purwokerto - Santer terdengar Partai Gerindra, PKS, dan PAN, membidik ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU), Mbah Maimoen Zubair, untuk mendapatkan Gus Wafi atau Gus Yasin atau Taj Yasin sebagai pendamping calon gubernur yang mereka usung, Sudirman Said, dalam Pilkada Jateng 2018.

Namun Partai Indonesia Indonesia Perjuangan (PDIP) mengambil langkah cepat dengan memastikan bahwa Gus Yasin akan mendampingi Ganjar Pranowo. Spekulasi pun beredar. PDIP sengaja menyalip Gerindra di detik-detik terakhir menjelang pendaftaran calon Gubernur Jateng, pada 8-10 Januari 2018 ini.

Semua sepakat, PDIP dan Gerindra sama-sama berebut pengaruh Mbah Maimoen untuk mendapatkan suara dari kalangan NU Jawa Tengah. Sebab, seperti di Jawa Timur, NU kental mewarnai tiap sendi kehidupan masyarakat Jawa Tengah dan berpotensi signifikan mendulang suara.

Tapi, PDIP membantah telah merebut Gus Yasin dari Gerindra. Nama Taj Yasin Maimoen, dibawa oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang sejak awal memang berkoalisi dengan PDIP di Pilkada Jateng.

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto mengatakan, PDIP hanya menyetujui calon wakil gubernur yang diusung oleh PPP, yakni Gus Yasin.

PDIP setuju, karena perpaduan antara Ganjar dan Gus Yasin dinilai akan memperkuat suara dalam ajang Pilkada Jateng.

"Ah nggak, kita nggak rebutan. Itu yang memilih PPP sendiri. Bukan kita. Kalau kita terserah yang akan dipasang," tukas pria yang juga kondang disapa dengan sebutan Bambang Pacul ini, Senin, 8 Januari 2018.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Catatan Buruk PDIP di Pilkada Cilacap 2017

Selain PDIP dan PPP, partai pendukung Ganjar Pranowo-Taj Yasin adalah Demokrat, Nasdem, dan Golkar. Sementara, PKB belum pasti bergabung.

"Kalau yang belum menentukan itu PKB. Golkar yang terbaru. Mudah-mudahan sebentar lagi PKB," dia menerangkan saat dihubungi Liputan6.com.

Kepastian Taj Yasin mendampingi Ganjar Pranowo disambut baik oleh PDIP di Jawa Tengah. Di Cilacap, optimisme pun terlihat. Berlabuhnya Taj Yasin dalam gerbong yang dibangun PDIP dinilai bakal memperkuat suara Ganjar, terutama di kalangan NU dan pesantren.

Pasalnya, daerah pesisir selatan barat Jawa Tengah ini adalah salah satu daerah yang menjadi catatan buruk pemilihan bupati (Pilbup) 2017 bagi PDIP. Calon yang diusungnya, Taufik Nurhidayat-Faiqoh Subky hanya memperoleh 27.24 persen suara.

Adapun, pemenangnya yang merupakan petahana, Tatto Suwarto Pamuji-Syamsul Auliya Rahman meraup 56.31 persen suara. Sedangkan calon ketiga, Fran Lukman-Bambang Sutanto berada di urutan ketiga 16.45 persen.

3 dari 3 halaman

Elektabilitas Ganjar-Taj Yasin di Pesisir Selatan Jateng

Anggota Badan Pemenangan Pemilu PDIP Jawa Tengah yang juga Ketua DPRD Cilacap, Taswan, optimis pasangan Ganjar-Taj Yasin bakal memperkuat posisi di pesisir selatan, terutama di kalangan NU dan pesantren.

Dia pun yakin pasangan calon ini bakal mendapat suara yang signifikan di Cilacap dan pesisir selatan.

"Kebetulan saya sedang kunjungan ke pesantren. Saya sosialisasikan. Responsnya luar biasa. Kalangan pesantren sangat mendukung," Taswan mengungkapkan.

Popularitas Ganjar di Cilacap pun menurut dia sangat tinggi. Ini terbukti ketika Ganjar berkunjung, banyak orang mengelu-elukannya. Terutama kalangan muda dan perempuan. Bagi Taswan, itu adalah bukti bahwa Ganjar berada di hati masyarakat Cilacap.

"Pak Ganjar rajin berkunjung. Komunikasinya juga bagus," ucap Taswan.

Ia mengklaim telah berkomunikasi dengan sejumlah kalangan NU dan pesantren di Cilacap. Menurut Taswan, tanggapannya sangat baik dan mendukung Ganjar-Taj Yasin dalam Pilkada Jateng 2018.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini