Sukses

Ahok Sampaikan Permohonan Maaf Telah Merepotkan Banyak Pihak  

Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga menjadi terdakwa kasus penodaan agama.

Liputan6.com, Jakarta Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut dua, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) yang juga menjadi terdakwa kasus penodaan agama, bersikeras mengatakan dirinya tak pernah sekalipun berniat untuk menodakan agama Islam. Meski demikian, Ahok lebih memilih untuk menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat.

“Orang di perumahan saya, pada 'lari' ke Singapura setelah kasus ini. Jadi saya pikir saya harus minta maaf karena saya sudah menganggu keamanan,” kata Ahok dalam persidangan di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan.

Ahok juga mengungkapkan, akibat kasus yang menjeratnya tersebut mencuat, banyak terjadi aksi unjuk rasa. Ahok menyadari hal tersebut, ikut andil menciptakan kekacauan di segala hal, diantaranya bidang ekonomi dan investor. Terlebih lagi, kata Ahok, dirinya merasa kerap merepotkan pihak kepolisian dengan kasus yang menjeratnya.

"Polisi dan negara habis banyak uang buat ngejaga saya. Ke mana-mana saya dikawal terus. Persidangan terus seperti ini," ucap Ahok.

Kasus penodaan agama yang menjerat Ahok sendiri, bermula ketika dirinya melontarkan ucapan tentang Al Maidah 51 saat melakukan pidato di Kepulauan Seribu. Sebelumnya, Ahok juga sempat meminta maaf setelah kasusnya ramai menjadi pembicaraan. Bahkan, Ahok membuat video khusus untuk meminta maaf kepada masyarakat, khususnya warga DKI Jakarta.

Dalam kasus penistaan agama yang menjeratnya, Ahok bersikeras membantah dirinya menerjemahkan Al Maidah 51 menurut tafsiran. Ahok mengungkapkan, ia hanya mengartikan ayat tersebut dari selebaran SARA yang pernah dilihatnya saat Pilgub Bangka Belitung 2007.

“Jadi yang saya maksud bukan yang dari terjemahan Kementerian Agama. Dari terjemahan ayat di atas di selebaran (SARA di Babel),” kata Ahok.

Ketika di persidangan, Ahok juga banyak bercerita soal iklim politik yang rentan isu SARA di Bangka Belitung pada 2017. Saat itu, tim sukses Ahok banyak menemukan selebaran yang membawa-bawa Al Maidah dalam memilih pemimpin yang digunakan sebagai alat provokasi kepada masyarakat setempat.

"Sampai-sampai di jalan itu, kan baru banyak pembangunan, karena aspalnya baru sampai di pilox jalanan jangan pemilih pemimpin non-muslim," tegas Ahok.

Pada kesempatan lain, Ahok juga sempat meminta maaf saat melakukan wawancara dengan media asing Al Jazeera. Namun, di akhir wawancara, Ahok menegaskan dirinya sama sekali tak menyesal terjebak dalam masalah ini.

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat adalah pasangan calon nomor urut dua Pilkada DKI Jakarta 2017
    Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat adalah pasangan calon nomor urut dua Pilkada DKI Jakarta 2017

    Ahok Djarot

  • Pilkada DKI 2017 akan berlangsung pada Februari 2017 diikuti tiga calon gubernur Agus Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki T. Purnama
    Pilkada DKI 2017 akan berlangsung pada Februari 2017 diikuti tiga calon gubernur Agus Yudhoyono, Anies Baswedan, dan Basuki T. Purnama

    Pilkada DKI 2017