Sukses

Ustaz Yusuf Mansur Alami Pecah Ban Karena jalan Berlubang, Begini Cara Berkendara yang baik di Jalan Tol

Ustaz Yusuf mansur mengalami kejadian yang tidak mengenakan saat berkendara di jalan tol, yaitu ban mobil yang ditumpanginya pecah karena jalan berlubang

Liputan6.com, Jakarta - Ustaz Yusuf mansur mengalami kejadian yang tidak mengenakan saat berkendara di jalan tol, yaitu ban mobil yang ditumpanginya pecah karena jalan berlubang. Hal tersebut terjadi di jalur bebas hambatan Jakarta-Cikampek, di KM 65.

Ustaz Yusuf Mansur menceritakan peristiwa tersebut di akun Instagramnya. Ia mengaku naik mobil travel dengan tujuan Bandung. Di perjalanan, mobil yang ditumpanginya menghantam lubang hingga dua kali, sebelum akhirnya bannya robek.

"Di tol, lobangnya dahsyat. Ban mobil ampe robek, dan di sepanjang jalan, terlihat mobil-mobil ngalamin serupa. Alhamdulillah. Insyaallah bisa segera diatasi oleh pemerintah terkait sebelum makin banyak korban. Sekitar Km 65 arah Bandung," tulis Ustaz Yusuf Mansur di akun Instagramnya, Minggu (26/2/2023).

Berdasarkan kejadian yang dialami sang ustaz, sejatinya bagaimana sih cara berkendara di jalan tol, terlebih yang jalannya mengalami banyak lubang?

Sony Susmana, Direktur Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, saat menggunakan jalan tol dengan berbagai kondisi yang ada, secara bijak memang pengemudi atau pengguna jalan tol harus menjaga kecepatan atau mengontrol jarak aman.

"Itu paling efektif untuk menghindari risiko yang paling kecil pecah ban, dan sampai paling parah terjadi kecelakaan atau tabrakan. Jadi, kita tidak bisa menyalahkan kondisi fasilitas jalannya," jelas Sony, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (26/2/2023).

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wajib kontrol kecepatan dan jaga jarak aman

Lanjut Sony, pengemudi atau pengguna jalan tol bisa melakukan antisipasi atau penghindaraan jika memiliki ruang. Artinya, kondisi tersebut bisa diciptakan oleh kondisi jaga jarak, visibilitas dan kecepatan.

"Kalau tiga hal ini tidak punya, kita tidak punya ruang. Yang terjadi, adalah kita melakukan aktifitas penghindaraan mengandalkan hard skill. Dengan begitu, tingkat keberhasilan atau keselamatannya kecil. Kita harus menjaga jarak dan kecepatan," tegasnya.

Selain itu, dengan menciptakan ruang dengan mengontrol kecepatan atau menjaga jarak aman, pengemudi juga bisa berpikir atau memprediksi ini bahaya atau tidak. Bahkan, pengemudi masih bisa prediksi seberapa bahaya kondisi di depan, ataukah hanya leveling jalan berbeda, retakan, atau jalan berlubang karena ODOL, dan kondisi alam atau iklim.

"Dengan begitu, kita baru bisa memutuskan untuk melakukan tindakan apa, dengan mengurangi kecepatan, menghindar ke kiri atau ke kanan, yang disesuaikan dengan kondisi lalu lintas yang terjadi saat itu," pungkas Sony.

3 dari 3 halaman

Infografis Mobil Kepresidenan RI

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.