Sukses

IRC Mulai Pelajari Ban untuk Motor Listrik

Tren motor listrik yang semakin berkembang di Tanah Air menjadi angin segar bagi pabrikan ban. Salah satu pabrikan ban sepeda motor yang mulai melakukan riset untuk ban motor listrik adalah IRC Tire.

Liputan6.com, Jakarta - Tren motor listrik yang semakin berkembang di Tanah Air menjadi angin segar bagi pabrikan ban. Salah satu pabrikan ban sepeda motor yang mulai melakukan riset untuk ban motor listrik adalah IRC Tire.

Dodiyanto, Senior Brand Executive & Product Development PT Gajah Tunggal Tbk mengaku, pihaknya sudah mengambil data terkait ban yang digunakan produk motor listrik di Indonesia.

"Kami sudah ambil datanya. Artinya begini, kami sudah mengetahui rata-rata top speed motor listrik yang sudah beredar di pasaran seperti apa," terang Dodi saat ditemui di arena IMOS 2022 belum lama ini.

Dirinya menyebut, rata-rata kecepatan maksimum motor listrik yang ada di Indonesia antara 70-90 km/jam. Dan menurutnya top speed atau kecepatan maksimum kendaraan bisa menjadi salah satu patokan dalam membuat ban motor listrik.

"Buat apa bikin ban mahal-mahal, bikin spek yang tinggi, sedangkan maksimum speed-nya cuma 90 kpj. Artinya, kita bisa sesuaikan dengan bikin ban yang maksimum speed-nya segitu. Otomatis begitu dikonversi ke harga bakalan lebih murah," jelas Dodi.

Karena kemampuan motor listrik yang banyak beredar ini tak jauh berbeda dengan skutik entry level, bukan tidak mungkin spesifikasinya nanti bakal mirip-mirip. Meski demikian, kata Dodi, hal ini mesti dikaji lebih mendalam lagi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Poin Penting Lainnya

Lebih lanjut pria ramah itu menyebutkan, ada beberapa hal lain selain top speed yang menjadi poin penting dalam pengembangan ban motor listrik.

"Rolling Resistance dan bobot ban. Dengan kita mengurangi speed tadi, misal dari 150 kpj jadi 100 kpj saja, otomatis ada konstruksi ban yang berubah. Ujung-ujungnya mempengaruhi bobot ban dan cost juga," beber Dodi.

"Terus kembanganannya dibikin semakin sedikit. Tujuannya, dengan semakin sedikit patern-nya hambatannya juga semakin sedikit," pungkasnya.

Sayangnya, ia tidak menjelaskan secara rinci kapan ban tersebut mulai diuji dan diproduksi, apalagi kapan mulai tersedia dipasaran. So, tunggu saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.