Sukses

Ini Faktor Penyebab Terjadinya Tabrakan Beruntun

Angka kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu jenis kecelakaan yang sering ditemui adalah tabrakan beruntun.

Liputan6.com, Jakarta - Angka kecelakaan kendaraan bermotor di Indonesia masih cukup tinggi. Salah satu jenis kecelakaan yang sering ditemui adalah tabrakan beruntun.

Tidak hanya kerugian materiil, tak jarang insiden tabrakan beruntun memakan korban jiwa. Tentu saja ini menjadi hal yang sangat memprihatikan. Dan biasanya, tabrakan beruntun ini kerap terjadi di jalan tol.

"Jalan tol adalah tempat kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga harus bebas dari hambatan supaya tidak memicu kecelakaan. Pelajari pemicu tabrakan beruntun dan pastikan tahu cara mencegahnya," terang Nur Imansyah Tara, Aftersales Business Division Head Auto2000 dalam keterangan resminya.

Terkait tabrakan beruntun, Auto2000 mencoba menjelaskan faktor-faktor penyebabnya. Sedikitnya ada tujuh (7) penyebab terjadinya tabrakan beruntun. Berikut uraiannya:

1. Malas Menjaga Jarak Aman

Dengan alasan terburu-buru atau cuma bergaya saja di jalan, pengemudi memacu kendaraan sembari mengikuti mobil lain di depan dengan sangat rapat. Begitu ada situasi darurat, pengemudi akan kesulitan melakukan pengereman mendadak meskipun mobil telah dilengkapi fitur safety yang canggih sekalipun.

Untuk itu, upayakan jaga jarak aman dengan mobil di depan sehingga driver bisa melakukan pengereman secara bertahap dan diikuti oleh kendaraan di belakang.

2. Pindah Lajur Sembarangan

Tidak ada yang salah dengan pindah lajur, namun pastikan lajur yang akan dimasuki dalam kondisi aman. Memaksakan diri pindah lajur, terutama ke lajur cepat, padahal ada mobil lain dari belakang, bisa memicu tabrakan beruntun.

Kuncinya, pastikan lajur yang akan dimasuki dalam kondisi aman dengan melihat kaca spion. Nyalakan lampu sein sebelum pindah lajur untuk memberi tanda ke pengguna jalan lain.

3. Tidak Patuh Aturan Kecepatan

Masih banyak pengemudi yang tidak memperhatikan kecepatan mobil dan melaju pelan di lajur cepat alias lane hogger. Padahal, lajur tersebut digunakan oleh kendaraan dengan kecepatan tinggi.

Saat berada di lajur lambat pun tidak boleh terlalu pelan karena berisiko sama, tapi juga jangan terlalu kencang karena bisa menabrak mobil di depan. Gunakan lajur jalan tol sesuai peruntukan dan kecepatan.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

4. Melaju di Bahu Jalan Tol

Bahu jalan tol hanya untuk kondisi darurat dan tidak boleh dipakai untuk berkendara dengan alasan apapun. Dalam banyak kasus, ada kendaraan darurat ditabrak dari belakang oleh pengguna bahu jalan.

Atau menabrak mobil lain di lajur utama akibat menghindar dari mobil yang berhenti darurat di bahu jalan.

5. Terdistraksi oleh Ponsel

Banyak pengemudi mobil bermain ponsel padahal sedang melaju kencang. Karena tidak waspada, sehingga kurang memperhatikan mobil di depan yang mengurangi kecepatan.

Atau bahkan mobil pindah lajur atau berkurang kecepatannya tanpa disadari, padahal dari belakang ada mobil lain. Lupakan update status di media sosial, fokuslah hanya untuk mengemudi mobil.

6. Microsleep

Masalah microsleep atau tertidur sejenak tanpa sadar, sama bahayanya dengan bermain ponsel saat mengemudi mobil. Meski hanya sepersekian detik, mobil dapat pindah lajur atau berkurang kecepatannya tiba-tiba.

Tentu sangat berisiko dan dapat menyebabkan tabrakan beruntun. Solusi paling tepat untuk mengantuk hanya satu, yaitu tidur meskipun hanya 15 menit.

7. Lampu Rem Mobil Mati

Pengemudi di belakang tidak akan bisa mengetahui bahwa mobil sedang mengurangi kecepatan kalau rem mobil mati. Padahal ada langkah sederhana untuk mengecek lampu rem, yaitu dengan menginjak pedal rem sebelum jalan.

Nyala sinar lampu rem akan terlihat di tembok garasi rumah. Pastikan lampu sein juga berfungsi dengan melakukan hal yang sama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.