Sukses

Tips Aman dan Nyaman Berboncengan Naik Sepeda Motor

Pengemudi sepeda motor harus memiliki keterampilan khusus saat berboncengan. Diperlukan keselarasan dan koordinasi antara pengendara dan penumpang agar berkendara menjadi lebih aman dan nyaman.

Liputan6.com, Jakarta - Pengemudi sepeda motor harus memiliki keterampilan khusus saat berboncengan. Diperlukan keselarasan dan koordinasi antara pengendara dan penumpang agar berkendara menjadi lebih aman dan nyaman.

Kesesuaian posisi duduk, dan gerakan harus seirama sehingga bersama-sama menjaga keseimbangan sepeda motor yang optimal.

Menurut Alfian Dian Pradana selaku Instruktur Safety Riding Astra Motor Jawa tengah, setidaknya ada 3 postur yang harus diperhatikan pembonceng.

 

Pertama adalah posisi tangan. Tangan ke depan dan merangkul ringan di bagian perut pengendara berfungsi sebagai sensor pengendara untuk mengetahui reaksi pembonceng terhadap gaya dorong motor dan juga sebagai pegangan pembonceng agar badan tidak mengayun ke belakang.

Kedua adalah posisi lutut, lutut menjepit ringan pinggang pengendara. Posisi ini membantu pembonceng mudah menjaga keseimbangan tubuhnya di atas motor dengan kakinya. 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Posisi Kaki

Ketiga posisi kaki berada di atas footstep.  Hal ini merupakan sikap duduk yang sempurna ketika membonceng sekaligus mampu membantu menahan berat tubuh pembonceng ketika terjadi pengereman.

"Dengan 3 postur berboncengan tersebut, pembonceng akan cepat merespon Gerakan-gerakan yang dilakukan oleh pengendara, juga sebaliknya pengendara juga mendapatkan reaksi dari pembonceng sehingga mampu menyesuaikan kendali motornya agar selalu seimbang dan terkendali," terangnya.

Perlu disadari oleh pengendara bahwa ketika berboncengan, maka beban bertambah sehingga butuh keahlian lebih dan jarak pengereman yang akan makin panjang sebagai kunci dasar aman berkendara.

"Pembonceng memiliki risiko yang sama dengan pengendara saat terjadi kecelakaan, bahkan banyak fakta di lapangan saat terjadi kecelakaan pembonceng memiliki risiko yang lebih parah, maka dari itu kita perlu ketahui dasar-dasar pengetahuan keselamatan berkendara untuk mengurangi resiko yang mungkin terjadi," tutup Alfian.

Sumber: Otosia.com

3 dari 3 halaman

Infografis Daripada Jemput Virus Corona, Mendingan Liburan di Rumah Saja

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.