Sukses

OPINI: Pentingnya Layanan Bimbingan Konseling di Pesantren Saat Pandemi Covid-19

Tidak mudah untuk melakukan kebiasaan baru selama pandemi Covid-19, bagi santri di pesantren, tentunya perlu ada bimbingan yang terus menerus sehingga sebuah pekerjaan bisa menjadi kebiasaan dan dipatuhi oleh semua santri.

Liputan6.com, Jakarta - Ketika dunia pendidikan digoncangkan dengan pandemi Covid-19, semua orang membatasi perjumpaan dengan keluarga, rekan, dan kerabat. Mereka diimbau memindahkan aktivitasnya di rumah, seperti sekolah dan bekerja.

Namun, hal ini sulit dilakukan bagi para santri. Pasalnya, pesantren tetap melangsungkan pembelajaran tatap muka di kelas. Kekhawatiran tertular Covid-19 itu pasti ada, tapi dengan keyakinan iman yang kuat dan penerapan protokol kesehatan, maka diharapkan semua aktivitas pesantren bisa baik-baik saja.

Pesantren yang telah siap melakukan pembelajaran tatap muka kembali pada masa pandemi Covid-19, tentu saja sangat menyadari kemungkinan risiko terburuk yang akan dihadapi. Namun, pembelajaran tatap muka dan mengundang santri untuk kembali ke pesantren harus dilakukan oleh pesantren untuk mencapai visi dan misi pendidikan pesantren.

Visi pesantren secara umum sebagai pusat pendidikan keagamaan Islam adalah melahirkan santri yang menguasai ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya sesuai ciri khas masing-masing pesantren, beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, serta menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa.

Pelaksanaan pembelajaran tatap muka di pesantren merupakan kegiatan pembelajaran yang tidak bisa dihindari dan tidak bisa digantikan dengan pola pembelajaran lain seperti pembelajaran jarak jauh. Hal ini dikarenakan pendidikan pesantren tidak hanya menerapkan pembelajaran yang bertujuan transformasi pengetahuan semata tetapi juga menerapkan pembelajaran praktik langsung atas pengetahuan yang sudah dan sedang diajarkan kepada para santri.

Praktik langsung ini mengharuskan pembelajaran tatap muka dan kehadiran santri secara fisik di pesantren. Pola pembelajaran seperti itu merupakan pola pembelajaran living Islam dan pola pembelajaran bagaimana hidup bersama dalam kerangka pembentukan karakter santri.

Menjadi kekhawatiran orangtua di antaranya adalah pelaksanaan penerapan protokol kesehatan di lingkungan pesantren. Misalnya, penerapan jarak sosial. Di sejumlah pesantren aturan ini berpotensi sulit dilakukan. Hal itu karena jumlah santri per kamar bisa mencapai belasan.

Jumlah kamar mandi juga menjadi persoalan. Banyak pesantren yang tidak mempunyai kamar mandi dalam jumlah cukup banyak sehingga menjadi kekahawatiran bagi orangtua yang menyekolahkan anaknya di pesantren. Namun, sebelum santri kembali ke pesantren semestinya dipastikan bahwa tidak ada yang terjangkit Covid-19 dan sehat, sehingga warga pesantren tidak khawatir wabah penyakit masuk di lingkungan pesantren.

Simak Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tameng Covid-19 di Pesantren

Tanpa mengesampingkan dampak sosial akibat pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak pertengahan Maret lalu, banyak nilai positif yang bisa menjadi budaya baru bagi kehidupan di lingkungan pesantren. Jadi, para santri yang ada di dalam lingkungan pondok juga terjaga dan terlindungi, pun demikian yang dari luar juga sudah dipastikan kondisi kesehatannya agar tidak menularkan Covid-19 ke dalam lingkungan pesantren.

Untuk keluar masuk lingkungan pondok, sudah ada piket jaga di gerbang yang menyiapkan fasilitas cuci tangan, sabun antiseptik, serta hand sanitizer. Petugas piket juga dibekali dengan thermo gun mendeteksi suhu tubuh siapa pun yang keluar masuk lingkungan pesantren.

Di luar penerapan ini, pesantren juga menyiapkan ruang khusus untuk karantina mandiri bagi santri yang sedang bermasalah dengan kondisi kesehatannya. Jadi, walaupun santri hanya mengalami sedikit flu atau cuma masuk angin biasa bisa dipisahkan dari santri yang lain.

Sedangkan, untuk penanganan kesehatannya, pesantren juga menyiapkan tim medis yang sudah berpengalaman dalam menangani kesehatan santri yang bermasalah. Selain itu, juga ada tambahan kegiatan berupa olahraga pagi setiap hari bagi para santri.

Tidak mudah untuk melakukan kebiasaan baru bagi santri di pesantren, tentunya perlu ada bimbingan yang terus menerus sehingga sebuah pekerjaan bisa menjadi kebiasaan dan dipatuhi oleh semua santri.

3 dari 3 halaman

Bimbingan Konseling pada Masa Pandemi Covid-19

Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan merupakan: pertama, suatu usaha untuk melengkapi individu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri. Kedua, suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya.

Kemudian, ketiga, sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan, menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka hidup.

Keempat, suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri.

Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan (arahan, masukan) terhadap seseorang. Dari pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengungkapkan kemampuan yang dimilikinya. Bimbingin diberikan oleh seorang ahli di bidangnya kepada orang yang membutuhkan bimbingan. Dan bimbingan juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembanganya yang optimal.

Bimbingan dapat diberikan kepada seseorang individu atau sekumpulan individu. Ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan secara individual dan juga diberikan secara kelompok. Bimbingan diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa memandang umur sehingga baik anak maupun orang dewasa. Dengan demikian, bimbingan ini sangat penting untuk membantu para konseli yang mengalami masalah agar dapat teratasi secara optimal, sebab itu dibutuhkan pelayanan yang baik, menyenangkan, menarik, dan profesional.

Jika dikaitkan dengan pesantren yang sifatnya hampir sama dengan sekolah, maka akan disimpulkan perlunya bimbingan konseling dalam pesantren. Hal tersebut karena bimbingan konseling di pesantren dapat membantu santri dalam mengatasi permasalah yang ada di sekitar pesantren, maupun di luar pesantren, terutama saat pandemi Covid-19 untuk mampu memberikan motivasi kepada santri agar memiliki sifat adaptasi yang tingggi dengan lingkungan pesantren dan merasa nyaman tinggal di pesantren.

Paparan di atas menjelaskan bahwa pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan di pesantren agar membantu santri dalam mencapai tujuan yang diinginkan, membantu santri untuk mengembangakan potensi religius yang ada pada diri mereka agar mereka dapat menghasilkan perubahan positif dalam dirinya sendiri dengan tinggal di pesantren.

 

Penulis: Dr. Rahmiwati Marsinun B.AM.Si. Kons, Dosen dan Konselor di Uhamka Jakarta.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.