Sukses

Kalimat Ini Penting, Tetapi Banyak yang Takut Mengatakan

Mengakui bahwa kamu salah memang sulit dilakukan. Pada beberapa budaya, hal ini dilihat sebagai tanda kelemahan atau kebodohan sehingga kebanyakan orang berpegang teguh pada keyakinan dengan memiliki kepastian dan kebenaran.

Liputan6.com, Jakarta - Mengakui bahwa kamu salah memang sulit dilakukan. Pada beberapa budaya, hal ini dilihat sebagai tanda kelemahan atau kebodohan sehingga kebanyakan orang berpegang teguh pada keyakinan dengan memiliki kepastian dan kebenaran.

Namun, dilansir dari CNBC, Kamis (14/12/2023), para peneliti menemukan bahwa ketika seseorang mengakui kesalahannya, mereka tidak dianggap kurang kompeten. Masyarakat justru menganggap mereka lebih pintar, lebih komunal, dan ramah.

Sebagai pakar psikologi, Scott Shigeoka menemukan bahwa orang-orang yang sangat sukses dan disukai adalah orang orang yang “mengakui”, dan mereka tidak takut untuk mengatakan kata sederhana seperti “saya salah”.

inilah yang dilakukan oleh mereka yang bisa mengakui kesalahannya menurut pakar psikolog Scott Shigeoka.

Mereka memprioritaskan pembelajaran dan pertumbuhan

Ketika kamu membingkai ulang pembelajaran sebagai kemenangan, akan menjadi paham, bukan menghitung-hitung saat benar atau salah.

Sebuah penelitian yang dilakukan Psikolog Carol Dweck dan karina Schumann mendukung hal ini, serta menemukan bahwa seseorang akan lebih bertanggung jawab atas kesalahannya jika seseorang tersebut memiliki keinginan untuk mengubah perilakunya.

Intinya adalah mengingatkan diri sendiri, meskipun perilaku salah, bisa mengubahnya di kemudian hari. Hanya karena mengakui kesalahan, bukan berarti mengatakan kamu adalah orang yang jahat.

Ini seperti yang dikatakan oleh terapis Shigeoka setiap kali ia berbicara tentang pertengkaran dengan pacarnya, “Apakah kamu ingin menjadi benar, atau kamu ingin bahagia?”

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mereka Bertanya Informasi Lebih lanjut

Ketika seseorang memberi tahu bahwa kamu salah, alih-alih langsung bersikap defensif, cari tahu mengapa mereka mengatakan itu kepada kamu. Tanggapi dengan bertanya lebih detail tentang kesalahan kamu, lalu dengarkan apa yang mereka katakan.

Hal ini tidak hanya membuat kamu lebih menerima masukan dan pemikiran orang lain, tetapi juga berpotensi memperluas cara berpikir tentang suatu topik atau masalah.

Kamu tidak akan terlalu agresif terhadap pandangan orang lain dan juga menantang rasa percaya diri.

Mereka Ingat bahwa Manusia Bisa Saling Memaafkan

Ketika kita mengakui bahwa kita salah, kita tidak hanya akan terlihat lebih kuat dan lebih ramah, tetapi besar kemungkinan kita juga akan dimaafkan atas pelanggaran kita.

Sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog Molly Crockett mengungkapkan bahwa manusia memiliki kecenderungan dasar untuk memaafkan orang lain, bahkan kepada orang asing. Mungkin karena menyakiti atau mengakhiri suatu hubungan dan kehilangan benefit yang dapat merugikan kita.

Ketika mengakui kesalahan, kita menciptakan lebih banyak potensi untuk memelihara atau memperbaiki hubungan terpenting dalam hidup kamu.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini