Sukses

Pola Diet Nabati Lebih Baik untuk Anda, Berikut Manfaatnya Menurut Studi Terbaru

pola diet nabati seperti makan vegetarian sangat berkaitan dengan kolesterol yang rendah

Liputan6.com, Jakarta Setelah tepatnya dua minggu sejak United Nations' Food and Agriculture Organization menetapkan bahwa daging, telur, dan susu adalah sumber penting nutrisi yang sangat dibutuhkan, terbit sebuah penelitian terkait makanan dalam European Heart Journal pada Kamis (18/5/2023).

Mengutip Fortune, penelitian tersebut mengatakan bahwa pola diet nabati dapat memainkan peran penting dalam mengurangi penyumbatan arteri, sehingga menurunkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti stroke dan serangan jantung.

Sebagai bagian dari studi baru, para peneliti melihat 30 percobaan acak pada 2.372 peserta, yang diterbitkan antara tahun 1982 dan 2022.

Mereka meneliti efek pola makan vegetarian atau vegan dibandingkan dengan pola makan omnivora, yang meliputi hewan dan tumbuhan, di antaranya:

  • Total kolesterol
  • Low-density lipoprotein, juga disebut LDL atau kolesterol "jahat".
  • Trigliserida; sejenis lemak, atau "lipid", yang ditemukan dalam darah
  • Apolipoprotein B, juga dikenal sebagai apoB, sejenis protein yang membantu membawa lemak dan kolesterol dalam darah

Ini adalah meta-analisis pertama tentang topik yang telah diterbitkan sejak 2017 dan yang pertama melihat dampak benua, usia, indeks massa tubuh, dan status kesehatan, serta efek diet terhadap konsentrasi apoB, yang merupakan indikator yang baik dari jumlah total lemak jahat dan kolesterol dalam tubuh.

Manfaat pola diet nabati

“Kami menemukan bahwa pola makan vegetarian dan vegan dikaitkan dengan penurunan 14% pada semua lipoprotein penyumbat arteri seperti yang ditunjukkan oleh apolipoprotein B. Ini sesuai dengan sepertiga dari efek mengonsumsi obat penurun kolesterol seperti statin, dan akan menghasilkan Pengurangan 7% dalam risiko penyakit kardiovaskular pada seseorang yang mempertahankan pola makan nabati selama lima tahun,” jelas Dr. Ruth Frikke-Schmidt, kepala dokter di Rigshospitalet di Kopenhagen, Denmark, yang melakukan penelitian bersama rekannya dalam siaran pers tentang penelitian.

Frikke-Schmidt juga mengatakan bahwa perawatan statin, sekelompok obat yang dapat membantu menurunkan kolesterol LDL, lebih unggul dari pola makan nabati dalam hal mengurangi lemak dan kadar kolesterol. 

Dibandingkan dengan omnivora, mereka yang mengonsumsi pola makan nabati mengalami penurunan rata-rata kadar kolesterol total sebesar 7% dari tingkat yang dicatat pada awal penelitian; penurunan 10% kadar kolesterol LDL; dan penurunan 14% pada level apoB.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyakit

Selain menurunkan risiko penyakit jantung, manfaat lain dari pola makan nabati termasuk penurunan risiko:

  • Diabetes
  • Demensia
  • Tekanan darah tinggi
  • Kegemukan
  • Jenis kanker tertentu, seperti kanker usus besar, payudara, dan prostat
  • Depresi
  • Keletihan pada orang dewasa yang lebih tua

Menurut Frikke-Schmid, jika orang mulai mengonsumsi makanan vegetarian atau vegan sejak usia dini, potensi untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular yang disebabkan oleh penyumbatan arteri sangat besar.

“Yang penting, kami menemukan hasil serupa di seluruh benua, usia, rentang indeks massa tubuh yang berbeda, dan di antara orang-orang di berbagai kondisi kesehatan.” ujarnya dikutip dari Fortune.

Selain bermanfaat kesehatan bagi manusia, pola makan nabati memiliki dampak positif bagi lingkungan, demikian menurut penelitian.

“Tinjauan sistematis baru-baru ini menunjukkan bahwa jika populasi negara berpenghasilan tinggi beralih ke pola makan nabati, ini dapat mengurangi emisi bersih gas rumah kaca antara 35% hingga 49%.” jelasnya lagi

Pola makan vegetarian dan vegan bahkan dapat membantu mengimbangi kondisi meningkatnya biaya penyakit terkait dengan usia yang dihadapi populasi yang menua secara global, kata para ahli.

“Pola makan nabati adalah instrumen kunci untuk mengubah produksi makanan menjadi bentuk yang lebih ramah lingkungan, sekaligus mengurangi beban penyakit kardiovaskular,” kata Frikke-Schmidt.

Dia pun mengingatkan keharusan untuk makan makanan yang bervariasi, kaya akan tumbuhan, tidak terlalu banyak, dan memuaskan dahaga dengan air.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini