Sukses

Dapat Menjadi Terapi Bagi Tubuh dan Pikiran, Berikut Cara Kerja Tertawa

Meski terkesan sebagai aktivitas yang sederhana, tertawa sebagai tanggapan terhadap hal lucu sebenarnya membutuhkan banyak usaha

Liputan6.com, Jakarta Meski terkesan sebagai aktivitas yang sederhana, tertawa sebagai tanggapan terhadap hal lucu sebenarnya membutuhkan banyak usaha karena mengaktifkan banyak area otak. Terjadi terutama pada bagian yang mengontrol pemrosesan motorik, emosional, kognitif, dan sosial.

Saat menulis “An Introduction to the Psychology of Humor”, Janet Gibson menemukan, para peneliti sekarang menghargai kekuatan tertawa untuk meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental.

Melansir laman CNBC, Selasa (4/4/2023), berikut penjelasannya:

Kekuatan fisik

Orang-orang mulai tertawa pada masa bayi, ketika itu membantu mengembangkan otot dan kekuatan tubuh bagian atas. Itu bergantung pada kombinasi otot wajah yang kompleks, seringkali melibatkan gerakan mata, kepala, dan bahu.

Mengaktifkan semua bagian terkait akan memperkuat koneksi saraf dan membantu otak yang sehat mengoordinasikan aktivitasnya.

Dengan mengaktifkan jalur saraf emosi melalui kegembiraan, tawa dapat meningkatkan suasana hati Anda dan membuat respons fisik dan emosional Anda terhadap stres tidak terlalu kuat.

Misalnya, tertawa dapat membantu mengontrol kadar neurotransmitter serotonin otak, mirip dengan apa yang dilakukan antidepresan. Tertawa seperti penangkal stres, yang melemahkan sistem ini dan meningkatkan kerentanan terhadap penyakit.

Kekuatan kognitif

Selera humor yang baik dan tawa yang hadi setelahnya bergantung pada kecerdasan sosial dan sumber daya memori kerja yang cukup. Kegiatan menyimpulkan niat orang lain dan mengambil sudut pandang mereka dapat meningkatkan intensitas tawa dan geli yang Anda rasakan. Demi mendapatkan lelucon atau situasi lucu, Anda harus bisa melihat sisi yang lebih ringan. Anda harus percaya bahwa ada kemungkinan lain selain yang sebenarnya terlihat.

Kekuatan Sosial

Keterampilan kognitif dan sosial bekerja sama untuk membantu Anda memantau kapan dan mengapa tawa terjadi selama percakapan. Anda bahkan tidak perlu mendengar tawa untuk bisa tertawa. Tertawa menciptakan ikatan dan meningkatkan keintiman dengan orang lain. Ahli bahasa Don Nilsen menunjukkan bahwa cekikikan dan tawa perut jarang terjadi saat sendirian, mendukung peran sosial mereka yang kuat menjadi stimulus. Ketika Anda tertawa menanggapi humor, Anda membagikan perasaan Anda kepada orang lain dan belajar dari risiko bahwa tanggapan Anda akan diterima dan tidak ditolak.

Kekuatan Mental

Tertawa menghasilkan emosi positif yang mengarah pada perkembangan semacam ini. Perasaan seperti hiburan, kebahagiaan, kegembiraan membangun dan meningkatkan pemikiran kreatif. Mereka meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan hidup.

Para peneliti menemukan bahwa emosi positif yang dialami dengan humor dan tawa ini berkorelasi dengan menghargai makna hidup dan membantu orang dewasa yang lebih tua memiliki pandangan yang baik tentang kesulitan yang mereka hadapi seumur hidup.

psikolog mengukur frekuensi dan intensitas tawa 41 orang selama dua minggu, bersama dengan peringkat stres fisik dan mental mereka. Mereka menemukan bahwa semakin banyak tawa yang dialami, semakin rendah tingkat stres yang dilaporkan. Terkait contoh tawa yang terjadi kuat, sedang atau lemah dalam intensitas tidak masalah.

Tentu saja, Anda bisa berlatih tertawa bahkan saat sendirian. Secara sengaja mengambil perspektif yang menghargai sisi lucu dari suatu kejadian.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini