Sukses

Keterampilan Manajemen Bisa Jadi Penopang Keberlanjutan Bisnis

Pandemi memberikan level impact yang berbeda-beda kepada perusahaan di industri yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta Aspek kesehatan kini menjadi perhatian masyarakat ketika melakukan rutinitas sehari-hari. Dalam sektor ekonomi terlihat pada pola konsumen yang berubah. Misalkan ketika berbelanja, secara memilih tempat yang tidak terlalu ramai dan juga memilih produk higienis, atau ada yang lebih memilih berbelanja online.

Pemerintah pun memberlakukan larangan untuk tidak bekerja dan berkumpul, dengan di rumah aja akhirnya masyarakat menjadi virtual agar tetap bisa berinteraksi satu dengan yang lain. Aturan yang diterapkan pun berimbas ke sektor ekonomi.

CEO Ivosights Elga Yulwardian, mengatakan pandemi memberikan level impact yang berbeda-beda kepada perusahaan di industri yang berbeda.

“Misalnya, startup yang bergerak di industri travel mendapat pukulan yang sangat telak, sementara startup di bidang e-commerce atau logistik masih bisa mendapat keuntungan di tengah situasi ini,” jelas dia, Senin (15/6/2020).

Pelaku bisnis harus bisa lentur sehingga tidak ada resistensi ketika melakukan perubahan. Level manajemen harus memutuskan strategi baru agar perusahaan tetap berlangsung.

Karena itu, management skills yang komprehensif, updated dan memiliki networking yang luas menjadi kebutuhan utama setiap perusahaan pada masa ini.

"Secara mendasar, sangat diperlukan agility, kemampuan adaptasi terhadap perubahan yang terjadi supaya perusahaan dapat terus bertahan,” kata Elga.

Terkait ini, Prasetiya Mulya melalui Program MM New Ventures Innovation (NVI) menawarkan kepada pendiri bisnis startup. Tidak hanya mengarahkan untuk mencapai high-growth, tapi juga dibentuk menjadi wirausahawan yang dapat memecahkan masalah serta memberikan dampak pada masyarakat.

“Banyak aspek yang diperlukan untuk merintis bisnis startup agar sustain di industri, diantaranya adalah fondasi pengetahuan terkait HR, finance, operation, dan marketing. Selain itu, mentor & networking juga sangat diperlukan” tutur alumnus MM Prasetiya Mulya ini.

Program ini juga memasukkan mahasiswa dalam ekosistem entrepreneurial melalui InnovationHub, sebuah platform yang mempertemukan Founder dengan investor, profesional, serta komunitas lainnya. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Hal Lain

Bagaimana dengan industri lain, apa yang dibutuhkan untuk tetap berjalan dalam masa seperti ini? Sebuah terobosan dalam membuat keputusan strategis adalah pilihan pertama agar perusahaan tetap sustain dalam masa maupun pasca pandemi. Dibutuhkan seorang yang mampu interpretasi dan presentasi data yang dimiliki perusahaan untuk menentukan tindakan dan arah bisnis yang harus ditempuh dalam kondisi pasar yang dinamis dan penuh tantangan.

MM in Applied Business Analytics (MMABA) Prasetiya Mulya dikatakan membekali para analis dengan keahlian yang tajam, serta pengetahuan manajemen bisnis yang komprehensif.

Lulusan MMABA disebut bisa menjadi sosok yang memiliki kemampuan dalam menerjemahkan berbagai data bisnis kompleks menjadi sebuah keputusan strategis bagi perusahaan.

“Di masa disrupsi New Normal ini, data menjadi sangat penting untuk membimbing bisnis Anda dalam mengantisipasi apa yang ada di ujung terowongan. Maka dari itu, Anda harus memastikan dan memvalidasi sumber data sebelum menyajikan analisis dan rekomendasi, bahkan yang sulit sekali pun,” ujar Joni Tjung, CEO PT. Blend Media Kreasi.

Tentu seorang pemimpin harus mempunyai ilmu manajemen dan bisnis yang mengembangkan profesionalisme, kepemimpinan, dan membangun jaringan yang luas. Ketiga hal tersebut bisa didapatkan dalam program MM Regular dimana secara full-time belajar intensif selama 18 bulan.

Lalu, bersama MM Business Management, mahasiswa akan menjadi individu yang bisa mendeteksi masalah dengan jeli, sekaligus memecahkannya secara inovatif. Program part-time ini akan mempertajam ilmu bisnis untuk segera diaplikasikan ke dalam pekerjaan atau bisnis sehari-hari.

“Melalui Covid-19 kita belajar bahwa bisnis tanpa pondasi dan agility dapat hilang begitu saja. Learning process dan kurikulum Prasetiya Mulya dirancang untuk para profesional maupun pebisnis memiliki kapabilitas adaptif dan kreatif dalam merancang strategi di berbagai skenario,” pungkasHarriman Samuel Saragih, Manager, Magister Manajemen Part Time Program.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.