Sukses

Desakan Pemilu Ulang Mengemuka di Beberapa Daerah

Perwakilan 15 parpol yang ada di Kabupaten Seluma, Bengkulu, serempak menolak hasil Pemilu 2004. Partai Golkar berpeluang besar kembali menguasai kursi DPR.

Liputan6.com, Bengkulu: Desakan pemungutan suara ulang berkumandang di beberapa daerah di Tanah Air. Di Bengkulu, misalnya. Di sana, Selasa (13/4) siang, perwakilan 15 parpol di Kabupaten Seluma serempak menolak hasil Pemilu 2004. Mereka beranggapan Komisi Pemilihan Umum gagal melaksanakan pemilu menyusul banyaknya kecurangan saat proses pemungutan suara.

Mereka juga melaporkan sejumlah kejanggalan yang terjadi selama proses pemilihan ke Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) dan KPU setempat. Umpamanya soal kelebihan 200 surat suara di masing-masing tempat pemungutan suara di 38 desa. Padahal yang didistribusikan ke tiap TPS cuma 300 lembar. Menanggapi ini, Ketua KPU Bengkulu Ruslan mengatakan akan mengecek kebenaran laporan tersebut ke kelompok penyelenggara penghitungan suara.

Desakan serupa mengemuka di Jambi. Siang tadi, sebanyak 16 pimpinan parpol melaporkan berbagai kecurangan pemilu ke Panwaslu setempat, di antaranya hilangnya suara mereka dari TPS ke tingkat PPK. Mereka mendesak Panwaslu mengambil tindakan tegas kepada petugas PPK yang melarang saksi partai memantau entry data ke komputer tabulasi. Kalau tak digubris, dalam 3 X 24 jam mereka mengancam tak akan menandatangani hasil pemilu.

Demikian halnya di Kabupaten Sleman dan Bantul, Yogyakarta. Pemilu ulang paling santer disuarakan Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat. Tapi pemungutan suara ulang dikhususkan untuk suara DPRD provinsi yang dalam pemilu 5 April silam dibuat ganda atau dua lembar. Menurut Wakil Ketua DPD Partai Demokrat Muhamad B.S. kondisi ini membuat banyak suara partainya yang hilang. Dia mengatakan, Demokrat kehilangan 54 ribu suara atau setara dengan satu kursi di kedua wilayah.

Sementara itu Partai Golkar berpeluang besar kembali menguasai kursi DPR. Berdasarkan perhitungan suara sementara, Partai Beringin memimpin perolehan suara 20,7 persen. Golkar juga menguasai perolehan suara di 23 dari 32 provinsi di Indonesia [baca: Golkar Mulai Meninggalkan PDIP].

Di Sumatra Utara, Golkar meraup 23 persen suara. Hasil ini jauh di atas PDIP dan Partai Persatuan Pembangunan. Selain di Sumut, partai yang berkuasa di era Orde Baru ini juga unggul di Sumatra Barat yang pada Pemilu 1999 menjadi basis Partai Amanat Nasional. Di Pulau Sumatra, Golkar hanya kalah di Aceh dan diambil alih PPP.

Partai Golkar pun menjadi mayoritas di Pulau Kalimantan dengan jumlah suara sekitar 20 sampai 23 persen. Contohnya di Kalimantan Selatan. Di sana partai Golkar meraup 20 persen suara disusul kemudian oleh PPP (14 persen) dan PKS dengan 11 persen suara.

Suara Golkar di Jakarta juga sebenarnya tak terlalu mengecewakan. Partai Beringin masih bertengger di posisi lima besar dengan perolehan suara delapan persen. Khusus Jakarta, perolehan suara didominasi Partai Keadilan Sejahtera. Disusul Demokrat dan PDIP. Tapi di Provinsi Banten, Golkar tetap unggul.

Sementara perolehan suara di Jawa Tengah dikuasai PDIP. Moncong Putih menguasai 30 persen suara [baca: Caleg PDIP Mendominasi di Jateng]. Disusul kemudian oleh Golkar (16 persen) dan Partai Kebangkitan Bangsa (14 persen). PDIP juga berjaya di Yogyakarta dengan 26 persen perolehan suara. Tapi di Jawa Timur PDIP keok. Jatim dikuasai PKB dengan 32 persen suara.

Selain di Jateng, PDIP dominan di Bali. Walau belum sebanyak perolehan suara pada pemilu 1999 yang mencapai 79 persen, hasil sementara perolehan suara PDIP masih mayoritas: 53 persen. Disusul kemudian oleh Golkar (15 persen) dan Demokrat dengan delapan persen suara.(ICH/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini