Sukses

Ponsel 4 Korban Bunuh Diri Rusak Berat, Polisi Kesulitan Telusuri Kabar Utang Pinjol

Polisi mengungkapkan bahwa para korban bunuh diri di Jakarta Utara hanya melakukan beberapa komunikasi dengan menggunakan nomor yang terus berganti-ganti.

Liputan6.com, Jakarta - Polisi mengalami kesulitan melacak jejak digital dalam kasus bunuh diri keluarga di Apartemen Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara. Hal ini dikarenakan ponsel keempat korban telah rusak parah dan tidak dapat diekstrak.

"Handphone tersebut dalam kondisi pecah rusak berat dan tidak bisa diekstrak. Hanya ada beberapa komunikasi dan nomor yang digunakan korban sering berganti-ganti," kata Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan dalam keterangannya, Rabu (20/3/2024).

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara, AKBP Hady Saputra Siagian, menyatakan bahwa kehancuran ponsel empat korban membuat proses penyelidikan menjadi rumit.

Hady mengungkapkan bahwa pihak kepolisian sebenarnya ingin mengetahui fakta-fakta terkait perjalanan empat korban ke daerah Solo. Namun, karena kondisi ponsel yang tidak utuh, polisi hanya bisa mengandalkan keterangan dari para saksi dan pandangan ahli.

"(Kapan pergi ke Solo) itu belum bisa kita pastikan karena kondisi ponsel para korban ini hancur," ujar Hady.

"Iya, ponsel-ponsel itu ditemukan dalam satu tas. Hal ini sedikit mempersulit proses penyelidikan. Tentunya, kita berharap agar semua ini bisa ditelusuri dengan lengkap melalui keterangan saksi dan ahli, baru bisa disimpulkan," tambahnya.

Meskipun demikian, penyelidikan terkait isu bahwa korban terlilit utang pinjaman belum dapat dibahas lebih lanjut oleh Hady. Hal ini disebabkan oleh kerusakan ponsel mereka.

"Itu belum bisa saya jawab (terkait kabar terlilit pinjol). Pinjolnya pinjol apa pun, ponsel mereka saja tidak bisa dibuka," ucapnya.

Meskipun begitu, Hady memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada kendala yang signifikan dalam proses penyelidikan. Karena itu, mereka hanya perlu menunggu keterangan dari para ahli.

"Kendala-kendala tersebut sudah bisa kita atasi, sekarang kita hanya menunggu keterangan dari saksi ahli," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Polisi Tracking Perjalanan Korban

Sebanyak 12 orang saksi telah diperiksa untuk mengungkap kasus tragis satu keluarga yang tewas akibat bunuh diri di Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara. Salah satu saksi yang menarik adalah sopir taksi daring yang terlibat dalam peristiwa tersebut.

Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengungkapkan, sopir taksi daring dipesan oleh korban dari salah satu tempat untuk mengantarkan ke sebuah apartemen.

Hal tersebut terungkap setelah penyidik melakukan perjalanan kembali ke masa lalu, dimulai dari hotel tempat korban menginap hingga ke apartemen. Menurut Gidion, penyidik tidak menemukan tanda-tanda yang mencurigakan atau aneh selama perjalanan tersebut.

"Kami melacak jejaknya mulai dari hotel sebelum peristiwa terjadi, namun tidak ada yang mencurigakan atau menunjukkan bahwa sesuatu telah terjadi," ujar Gidion kepada wartawan, Senin (18/3/2024).

Begitu juga saat berbicara dengan sopir taksi daring. Gidion mengatakan bahwa perilaku dan komunikasi korban dengan sopir tersebut sama seperti penumpang pada umumnya.

"Terakhir kali dia menggunakan taksi online, bahkan komunikasinya sangat alami. Tidak ada tanda-tanda kecemasan. (Korban) hanya tinggal di apartemen selama 1 malam," kata Gidion.

Dalam kesempatan terpisah, Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian menambahkan bahwa tidak ada tanda-tanda mencurigakan dalam gelagat korban.

"Mereka hanya pergi ke sini, ke sana, seperti biasa. Mengikuti petunjuk di peta. Tidak ada bahasa yang menunjukkan niat untuk bunuh diri. Mereka hanya mengatakan, antar saya ke sini, antar saya ke apartemen ini," jelas Hady.

Hady juga menyebutkan bahwa korban sempat mampir di sebuah rumah makan sebelum pergi ke apartemen.

"Mereka makan terlebih dahulu sebelum menuju ke apartemen," tambahnya.

3 dari 3 halaman

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.icreativelabs.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id._

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.