Sukses

Jelang Demo Kudeta, Pengamat: Curhat ke Publik, SBY Cari Simpati

Tanggapan Presiden SBY atas rencana unjuk rasa kudeta dari MKRI dianggap sebagai mencari simpati publik.

Rencana menggulingkan pemerintahan melalui unjuk rasa oleh sejumlah ormas yang tergabung dalam Majelis Kedaulatan Rakyat Indonesia (MKRI) terus menuai pro-kontra. Namun, pernyataan yang dilontarkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menanggapi rencana ini dianggap sebagai ajang mencari simpati.  

"Bisa jadi mencari simpati, curhat ke publik seolah ada ancaman yang keras, dimana ada yang mau menjatuhkan atau membunuh dirinya, terlihat mencari simpati," ungkap Kepala Pusat Penelitian Politik LIPI, Syamsuddin Haris, kepada Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (24/3/2013).

Tak hanya itu, alasan MKRI yang menyatakan banyak undang-undang yang tidak pro-rakyat sebagai latar belakang untuk menggulingkan SBY, juga mendapat kritikan keras dari Syamsuddin.

"Undang-undang itu kan kolektif (membuatnya). Undang-undang dibuat oleh parlemen dan parlemen itu dipilih oleh kita sebagai wujud demokrasi. Lalu ada undang-undang tidak pro-rakyat mau kudeta? Aksi boleh saja, tapi kalau kudeta terlalu lebay," paparnya.

Sikap Badan Intelijen Negara juga dikritik oleh pengamat politik ini. "Tugas BIN memang memberitahukan informasi tentang persoalan seperti itu, tapi harusnya dipilah-pilah mana yang membahayakan atau tidak," jelasnya.

Sebelumnya, Ketua Presidium MKRI, Ratna Surampaet, mengaku aksi kudeta esok hari karena banyak UU yang tidak pro-rakyat lagi. Soal massa yang akan dikerahkan, Ratna enggan memberitahukan.(Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini