Sukses

Gubernur Lemhanas: Indonesia Alami 2.200 Serangan Siber per 1 Menit, Sasar Data Pribadi

Andi menyampaikan, serangan siber itu menyasar data-data pribadi, data-data korporasi, hingga data-data niaga.

Liputan6.com, Jakarta Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas) RI Andi Widjajanto mengatakan, Indonesia mengalami 2.200 serangan siber setiap per satu menitnya pada 2023 ini. Menurut Andi, anomali serangan sibernya pun beragam.

Hal ini disampaikan Andi dalam seminar ketahanan nasional bertajuk "Transformasi Digital Indonesia 2045" di Flores Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin (7/8/2023).

"Indonesia mengalami 2.200 serangan siber. Saya bicara ini 2.200 serangan siber per 1 menit. Tahun lalu 1,2 miliar serangan siber anomali di ruangan siber yang dialami oleh Indonesia," kata Andi.

Andi menyampaikan, serangan siber itu menyasar data-data pribadi, data-data korporasi, hingga data-data niaga. Andi menyebut, akhir-akhir ini anomali di ruang siber yang banyak dijumpai berupa malware.

"Misalnya akhir-akhir ini, kita khawatir kalau kita dapat undangan pernikahan, lalu ada titik apk-nya atau sekarang ada undangan atau file titik PDF, tapi p nya huruf besar, kita sudah tahu sekarang bahwa itu adalah malware sehingga kita bersiap-siap untuk kemudian langsung delete dan seterusnya," jelas Andi.

"Nah, hal-hal seperti itu, anomali-anomali seperti itu, itu 2.200 per menit di Indonesia," lanjut Andi.

Andi mengakui, peningkatan anomali serangan siber di Indonesia sangat cepat. Padahal, kata Andi, sebelum Pandemi Covid-19, tercatat anomalinya hanya berkisar 400 juta per tahun.

"Di 2022 lompat menjadi 1,2 miliar. Tiga kali anomali ruang sibernya melompat dan tampaknya makin meningkat dan itu harus dibarengi dengan kesiapan pembentukan arsitektur digital," ucap dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lengkapi Arsitektur Keamanan Siber

Andi menerangkan anomali-anomali siber harus segera dibenahi dengan melengkapi arsitektur keamanan siber, mulai dari doktrin regulasi sampai kepada opsi teknologi. BSSN, Kominfo, dan Kepolisian diharapkan segera meng-upgrade kemampuan keamanan siber secara cepat.

"Oleh sebab itu, pemerintah dalam hal ini BSSN, keamanan sibernya di Kominfo juga dari kepolisian yang harus bekerja keras antara lain meng-upgrade satuan keamanan sibernya," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.