Sukses

NasDem Tafsirkan Soal Mimpi SBY saat Naik Kereta Bareng Jokowi dan Megawati

Tobas meyakini, harapan SBY dapat terwujud apabila tokoh-tokoh yang disebut dalam mimpi tersebut bisa saling bekerja sama secara positif. Caranya, dengan sinergitas antar presiden di tiap periodenya untuk menggelorakan demokrasi sehat.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari berkomentar, soal arti mimpi Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Diketahui, melalui cuitannya, SBY menyebut hendak bersama Presiden Jokowi dan Presiden ke-5 Megawati untuk naik kereta bersama menyambut Presiden ke-8 yang akan dipilih rakyat pada tahun 2024.

"Itu suatu harapan ya, bahwa perjalanan Pemilu 2024 kita berjalan dengan aman, damai dan tidak upaya saling menjatuhkan semua bisa berkompetisi dengan semangat demokrasi," kata pria karib disapa Tobas kepada awak media, seperti dikutip Selasa (20/6/2023).

Tobas meyakini, harapan SBY dapat terwujud apabila tokoh-tokoh yang disebut dalam mimpi tersebut bisa saling bekerja sama secara positif. Caranya, dengan sinergitas antar presiden di tiap periodenya untuk menggelorakan demokrasi sehat.

"Ini kayak menafsirkan mimpi, para presiden di tiap periodenya mampu menjadi pelopor demokrasi, tidak kemudian ada upaya yang menggunakan alat-alat tertentu utk membuat kualitas demokrasi menurun, jadi lebih soal itu," yakin Tobas.

Diberitakan sebelumnya, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhono (SBY) membagikan mimpi yang dialaminya saat naik kereta bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Mimpi itu, dia bagikan di akun resmi Twitternya @SBYudhoyono, pada pukul 14.42 WIB, Senin (19/6/2023). Dalam utasnya itu, SBY menceritakan tiket perjalanan kereta dibayar Presiden RI kedelapan yang baru akan dipilih pada Pemilihan Presiden 2024.

"Saya bermimpi, di suatu hari Pak Jokowi datang ke rumah saya di Cikeas untuk kemudian bersama-sama menjemput Ibu Megawati di kediamannya. Selanjutnya kami bertiga menuju Stasiun Gambir," kata SBY.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sempat Mampir ke Pacitan

SBY menyampaikan dalam mimpi tersebut, tepatnya saat sampai di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat mereka bertiga sudah ditunggu Presiden RI kedelapan. Bersama Presiden RI kedelapan itu, mereka menyempatkan diri minum kopi sebelum akhirnya melanjutkan perjalanan.

"Di Stasiun Gambir, sudah menunggu Presiden Indonesia Ke-8 & beliau telah membelikan karcis kereta api Gajayana ke arah Jawa Tengah & Jawa Timur," tutur SBY.

Lebih lanjut, pada utasnya itu SBY menyebut usai minum kopi bersama Presiden RI kedelapan, ketiganya melanjutkan perjalanan naik kereta api Gajayana.

"Di perjalanan, kami menyapa rakyat Indonesia dengan hangat. Rakyat yang pernah kami pimpin dengan penuh kesungguhan hati. Memimpin bangsa yang tak pernah sepi dari tantangan," ujar SBY.

Kereta api Gajayana yang mereka naiki akhirnya sampai di Solo. SBY berujar, dalam mimpinya itu dia dan Jokowi turun di Solo.

SBY menyampaikan, ia melanjutkan perjalanan ke Pacitan, Jawa Timur dengan naik bus. Sementara Megawati juga melanjutkan perjalanan ke Blitar, Jawa Timur

"Sampai di Solo, Pak Jokowi dan saya turun dari kereta. Pak Jokowi kembali ke kediamannya, saya terus ke Pacitan dengan bus. Sedangkan Ibu Megawati melanjutkan perjalanan ke Blitar untuk berziarah ke makam Bung Karno," kata SBY.

 

 

3 dari 3 halaman

Pertemuan Puan Maharani dan Agus Harimurti

Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bertemu pada Minggu 18 Juni 2023. Pertemuan AHY dan Puan Maharani dilakukan di Plataran Hutan Kota yang berada di kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta. Keduanya bertemu empat mata selama satu jam.

Usai pertemuan itu, AHY menyadari hubungan PDIP dan Partai Demokrat selama 20 tahun dianggap banyak pihak tidak baik. AHY pun berharap pertemuan dengan Puan bisa membuat hubungan kedua partai menjadi cair, meski memiliki sikap politik yang berbeda.

Senada, Puan mengatakan kendati saat ini berbeda arah politik, dirinya dan AHY berbincang layaknya seorang kakak dan adik. Terlebih, keduanya juga sama-sama anak dari seorang yang pernah menjabat sebagai Presiden RI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.