Sukses

Cuaca Besok Senin 3 April 2023: Jabodetabek Pagi Cerah Berawan, Siang Hujan

Cuaca di hampir seluruh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada pagi hari diprediksi cerah berawan. Sementara pada siang hari, sejumlah wilayah diperkirakan turun hujan.

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca cerah berawan terjadi di sebagian besar wilayah DKI Jakarta, pada besok Senin pagi, 3 April 2023. Sementara siang harinya diperkirakan turun hujan ringan, demikian prakiraan cuaca yang dilaporkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). 

Sementara itu, untuk daerah penyangga Jakarta, BMKG menginformasikan langit pagi di wilayah Bogor, Depok, Bekasi, dan Tangerang cerah berawan.

Namun, patut diwaspadai adanya potensi hujan lebat disusul petir dan angin kencang di sebagian wilayah Bogor hingga malam hari. 

"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan terjadinya angin kencang pada rentang waktu antara siang hingga malam hari di sebagian wilayah Kab dan Kota Bogor," info BMKG di cuaca besok, Senin. 

Berikut informasi prakiraan cuaca untuk wilayah Jabodetabek selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:

 Kota  Pagi   Siang Malam 
 Jakarta Barat  Cerah Berawan   Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Pusat  Cerah Berawan   Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Selatan  Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Jakarta Timur  Berawan   Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Jakarta Utara  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Kepulauan Seribu  Cerah Berawan  Berawan  Cerah Berawan
 Bekasi  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Depok  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Cerah Berawan
 Bogor  Cerah Berawan  Hujan Lebat  Cerah Berawan
 Tangerang  Cerah Berawan  Hujan Ringan  Berawan

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Apa Itu Cuaca Ekstrem

Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta dan daerah lainnya di Pulau Jawa. Berdasarkan laporan The Cross Dependency Initiative (XDI), Selasa (21/2/2023), Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan DKI Jakarta, masuk ke dalam peringkat 100 besar global.

Menurut Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.

Peringatan Dini Cuaca Ekstrem adalah informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi potensi terjadinya Cuaca Ekstrem.

Berdasarkan informasi dalam Pasal 3, Peringatan Dini Cuaca Ekstrem terdiri atas:

  • Peringatan dini cuaca Ekstrem berbasis umum
  • Peringatan dini cuaca ekstrem berbasis risiko
3 dari 3 halaman

Sering Sejak 30 Tahun Terakhir

Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir. Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.

Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia di mana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.

Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.

Apabila cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama dapat terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.

Faktor yang terakhir yaitu suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan yang menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.

Gelombang atmosfer ini dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan.

Fenomena yang dapat terjadi karena adanya cuaca ekstrem di Indonesia adalah hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang atau yang sering disebut badai guruh. Hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor dan puting beliung. Kejadian cuaca ekstrem pada musim penghujan yang paling banyak adalah angin puting beliung.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.