Sukses

HEADLINE: Ketum Demokrat AHY Lontarkan Beragam Kritik ke Pemerintahan Jokowi, Genjot Elektabilitas?

Saat berpidato di hadapan para kader Demokrat, agus Harimurti Yudhoyono (AHY) lebih banyak mengkritrik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti program food estate sampai UU Cipta Kerja serta kondisi ekonomi.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan pidato politik di hadapan para kader Demokrat di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023). Dalam pidatonya, AHY lebih banyak mengkritrik kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti program food estate sampai UU Cipta Kerja serta kondisi ekonomi.

Pakar komunikasi politik, Emrus Sihombing menilai pidato AHY yang mengkritik pemerintah tak lepas untuk meningkatkan elektabilitas Partai Demokrat dan dirinya sendiri. Sebab kata Emrus, komunikasi politik seseorang pasti didasari atas kepentingan politiknya.

"AHY kan tokoh sentral di Demokrat yang digadang-gadang sebagai capres atau cawapres, tujuannya (mengkritik pemerintah) bisa saja untuk menaikkan awareness AHY," kata Emrus kepada Liputan6.com di Jakarta, Sabtu, (17/3/2023). 

Namun, kata Emrus, sangat wajar jika AHY mengkritik kebijakan Jokowi karena Partai Demokrat berada di luar pemerintah. 

"Berarti dalam hal ini AHY melakukan perannya sebagai oposisi. Dalam suatu negara demokrasi, perlu adanya oposisi untuk melakukan suatu koreksi," kata dia. 

Namun, Emrus menyayangkan kritikan AHY kepada pemerintah ini tak dibarengi oleh solusi.  

"Kritik yang diberikan sebaiknya dibarengi dengan solusi. Hal ini akan memberikan nilai lebih kepada AHY," kata Emrus.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Aljabar Strategic, Arifki Chaniago. Menurutnya kritikan AHY soal kebijakan pemerintah ini merupakan salah satu strategi untuk menaikkan elektabilitas Partai Demokrat. 

"Bagian strategi dari menaikan elektabilitas, makannya AHY mengambil pidato ini agar mendapat sorotan dari publik," kata Arifki kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat, (17/3/2023).

Selain agar mendapat sorotan publik, kata Arifki, pidato ini juga diharapkan bisa memberikan posisi tawar kepada AHY di Koalisi Perubahan.

"Karena posisi Demokrat belum jelas makannya dengan mengambil posisi duluan dengan mengkritik pemerintah maka respons elektoralnya akan langsung naik. Kredit poinnya akan diambil Demokrat sendirian. Karena Nasdem dan PKS masih sibuk dengan nego-nego elit soal siapa cawapresnya Anies Baswedan," ujar dia. 

Selain itu, AHY juga belum menginstruksikan para kadernya untuk mendukung Koalisi Perubahan dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 dalam pidatonya. Sikap ini bisa jadi merupakan sinyal akibat tidak adanya kepastian dari NasDem dan PKS tentang nasib AHY di Koalisi Perubahan.

"Koalisi Perubahan ini masih sendiri-sendiri. Meskipun ketiga partai sudah menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan. Tetapi, saya melihat Demokrat menunggu dari NasDem dan PKS terkait posisi AHY sebagai cawapres Anies," ujar Arifki.

Dengan adanya sikap politik pribadi Partai Demokrat terhadap pemerintahan Jokowi, kata dia, terlihat langkah politik Demokrat lebih tajam dibandingkan NasDem yang masih berada di dalam pemerintahan. Demokrat ingin ambil langkah duluan dari pada menunggu NasDem yang satu kakinya masih berada di pemerintahan.

"Pidato AHY itu memberikan pesan politik bahwa Koalisi Perubahan tidak mungkin tegas mengkritik pemerintah karena belum jelasnya posisi NasDem. Sepertinya AHY ingin mengiring sendiri sikap Demokrat kehadapan rakyat tanpa harus menunggu AHY bakal menjadi cawapres Anies atau tidak," ujar Arifki.

Tak Bermaksud Naikkan Elektabilitas

Sementara Ketua DPP Partai Demokrat Didik Mukriyanto menegaskan, pidato AHY itu tidak bermaksud untuk menaikkan elektabilitas atau unjuk kekuatan agar dipilih sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Baswedan.

“Korelasinya enggak di sana, di dalam koalisinya kami NasDem, Demokrat dan PKS termasuk Anies capresnya sudah terang dan jelas bahwa memberi ruang yang luas kepada capresnya mas Anies untuk memilih wakilnya,” kata Didik pada wartawan, Jumat (17/3/2023).

Didik menyebut Demokrat telah menyatakan bersama NasDem dan PKS mendukung siapapun yang akan dipilih Anies Baswedan sebagai cawapres. Termasuk apabila nanti Anies memilih AHY.

“Kami Demokrat dan PKS terbuka siapapun yang akan dipilih termasuk Mas AHY. Jika Mas AHY punya ruang sesuai dengan kriteria yang diharapkan koalisi dan capresnya Mas Anies ya apa bijak melarang Mas AHY untuk jadi cawapresnya?,” kata dia.

Didik memastikan Demokrat akan tetap berada di Koalisi Perubahan siapapun cawapres yang akan dipilih Anies Baswedan. 

“Prinsipnya bahwa terpenting bangun koalisi bukan hanya keterpilihan presiden cawapresnya, justru platform perjuangan yang kita kuatkan. Platformnya jelas kita katakan kita sepakat 3 ini adalah memperjuangkan perubahan dan perbaikan,” ujarnya.

Didik menjelaskan pesan atau maksud dari pidato politik AHY bukan hanya untuk kader demokrat saja.

“Iya tentu harus dimaknai bahwa AHY memimpin partai Demokrat, tidak hanya milik kader Demokrat tapi memperjuangkan harapan dan keinginan masyarakat yang menjadi konstituen Demokrat,” kata Didik.

Didik mengklaim Demokrat tidak berhenti menjaring masukan dan aspirasi masyarakat baik yang dilakukan struktur partai maupun saat AHY turun ke bawah.

Pidato AHY itu menurut Didik menyinggung kesulitan ekonomi dan jeritan masyarakat.

“Tidak dipungkiri bahwa aspirasi itu khususnya saya melihat bahwa masyarakat memang harus dipikirkan lebih lagi terkait dengan kesejahteraannya akses ekonominya,” kata dia.

“Kami melihat jeritan masyarakat yang susah hidupnya, dan potensi terjadinya pemutusan hubungan kerja dan pengangguran itu menjadi fokus kita itulah menjadi kewajiban kami di demokrat termasuk mas AHY untuk meminta kepada seluruh kadernya baik yang ada legislatif maupun eksekutif untuk terus memperjuangkan,” tambahnya.

Menurut Didik, tanggapan AHY bukan wong cilik terbantahkan sebab AHY sangat paham apa yang dirasakan rakyat kecil.

“Jika orang berpandangan bahwa mas AHY bukan dari wong cilik semangatnya ya bukan di situ lagi justru beliau sangat mengerti apa yang diharapkan masyarakat karena mas AHY adalah pemimpin yang dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

Ajak Adu Data

Deputi Pemilu DPP Demokrat Kamhar Lakumani menegaskan pesan yang ingin disampaikan AHY dalam pidatonya jelas berdasarkan data dan fakta di masyarakat.

“Substansi pidato Mas Ketum AHY menerangkan dan menegaskan tentang komitmen perubahan dan perbaikan. Kritik yang dipresentasikan berdasar data dan fakta, bukan asalan. Apa yang disampaikan sejatinya merupakan aspirasi rakyat dan kekhawatiran banyak pihak mencermati kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara yang semakin semrawut dari sisi ekonomi, kehidupan demokrasi, politik dan hukum,” kata Kamhar saat dikonfirmasi, Jumat (17/3/2023).

Kamhar menilai, pidato tersebut merupakan bagian dari edukasi publik atau pendidikan politik. AHY menurutnya ingin menerangkan kepada publik apa yang menjadi dasar pemikiran Partai Demokrat memperjuangkan aspirasi perubahan dan perbaikan. 

“Jadi keliru jika menilai bahwa pidato ini dimaksudkan untuk menaikan elektabilitas. Jika pun mendapatkan insentif elektoral dari pidato politik tersebut, itu merupakan konsekuensi logis dari peningkatan kritisisme publik,” kata dia.

Terkait banyaknya kritik dari politikus lain terhadap isi pidato AHY, Kamhar mempersilakan pihak yang kontra membalas dengan adu data dan gagasan saja daripada hanya berargumen.

“Merespon kritik yang disampaikan terhadap pidato politik Mas Ketum AHY tersebut silahkan saja data adu data, gagasan adu gagasan disampaikan ke publik mana kritik yang tak berdasar atau salah sasaran,” pungkasnya.

PDIP Minta AHY Buktikan Ucapannya

Politikus Senior PDIP Junimart Girsang meminta agar AHY membuktikan program pemerintahan mana yang tidak berdampak pada wong cilik.

"Pertama kalau ada statement yang mengatakan bahwa Pak Jokowi itu tidak pro wong cilik, silakan dibuktikan. Wong cilik mana yang komplain terhadap pemerintahan Pak Jokowi," kata Junimart, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (15/3/2023).

Wakil Ketua Komisi II DPR RI itu mengaku jika di daerah pemilihan (Dapil) dirinya di Sumatera Utara banyak wong cilik yang senang dengan pemerintahan Jokowi. Bahkan, mereka berharap Jokowi bisa menjadi presiden di periode selanjutnya.

"Saya misalnya dapil Sumatera Utara hampir 99 persen wong cilik sangat senang dengan Pak Jokowi bahkan lebih radikal lagi mereka mengatakan sebaiknya Pak Jokowi tetap presiden lagi aja, Pak, itu di bawah, grassroot, walaupun mereka tidak paham tentang UUD 1945 hanya dua periode," ungkapnya.

"Itu lah bagaimana rakyat itu wong cilik sangat sayang dengan Pak Jokowi," imbuh Junimart.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

AHY Diserang Balik

Atas pidatonya itu, AHY pun langsung banyak mendapat kritikan dari partai koalisi pemerintah. Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arsul Sani menilai, terlalu prematur putra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu mengkritisi program pemerintahan yang sedang berjalan.

"Penilaian AHY terhadap sejumlah program pemerintahan Jokowi-Ma'ruf dalam pidato politiknya baru-baru ini adalah penilaian yang prematur, baik terkait program sebagai pilihan kebijakan maupun keberhasilannya," kata Arsul.

"Mengapa prematur? Karena pemerintahan Jokowi-Ma'ruf adalah pemerintahan yang sedang berjalan, belum menyelesaikan periode pemerintahannya," tambah Arsul.

Menurut Arsul, seharusnya AHY mengkritik program-program yang telah dijalankan di masa pemerintahan SBY. Sebab, kata Arsul, banyak program pembangunan yang gagal dan bahkan menimbulkan kasus korupsi pada saat SBY berkuasa, seperti proyek pembangunan Hambalang dan kasus Bank Century.

"Contoh kita bisa mengatakan bahwa kebijakan dan program pemerintahan SBY terkait dengan pusat olahraga terpadu yang dikenal sebagai proyek Hambalang atau program stabilisasi sektor keuangan/perbankan Bank Century," ujar Arsul.

"Sebagai pilihan kebijakan dan program yang gagal karena timbul korupsi dalam pelaksanaanya, yang bahkan proses hukumnya belum selesai sampai dengan sekarang. Kemudian negara mengalami kerugian karena tidak bisa di-recovery dan proyeknya mangkrak," tambah Wakil Ketua MPR RI itu.

Menurutnya, program yang dinilai tak bermanfaat bagi masyarakat kecil adalah pelepasan kawasan hutan yang dilakukan hampir selama 10 tahun pemerintahan SBY.

"Jadi bicara grasah-grusuh, maka proyek Hambalang itu justru lebih nyata grasah-grusuh. Kemudian juga kebijakan "de-forestisasi" atau pelepasan kawasan hutan yang luar biasa jumlah luasannya selama 10 tahun masa pemerintahan Pak SBY, itu juga bisa dipertanyakan manfaatnya bagi rakyat kecil dan bagi preservasi lingkungan hidup kita," ujar Arsul.

Banyak Program Jokowi Berdampak pada Wong Cilik

Sementara Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat, Ace Hasan Syadzily menilai program pemerintahan Jokowi sudah dipikirkan secara matang. Menurutnya, banyak program yang berdampak baik bagi masyarakat kecil atau wong cilik.

"Tidak ada kebijakan yang dibuat oleh presiden atau pemerintahan Jokowi yang dilakukan secara grasa-grusu semua kebijakan-kebijakan presiden pasti melalui proses kajian dan visibilitas studi yang jelas," kata Ace, saat ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Kamis (16/3/2023).

"Misalnya, membuat tol trans Jawa itu kan sudah direncanakan sejak dahulu-dahulu kala. Soal pemindahan Ibu kota, itu kan sesungguhnya sudah direncanakan zaman Soekarno," sambungnya.

Dia menegaskan bahwa semua kebijakan pemerintah telah melalui proses kajian dan bahkan presiden Jokowi yang berani mengeksekusi sebuah kebijakan yang telah direncanakan sejak pemerintahan-pemerintahan sebelumnya.

"Dan saya kira kalau saya lihat dari apa yang dilakukan oleh pemerintahan Jokowi, banyak yang dinilai oleh masyarakat justru masyarakat sangat puas atas kinerja pemerintahan Jokowi," tuturnya.

Bahkan, lembaga-lembaga survei mengatakan bahwa tingkat kepuasan atas kinerja pemerintahan Jokowi terutama di bidang ekonomi menunjukkan kepuasan yang luar biasa gitu. Jadi, menurutnya tuduhan AHY sangat tidak berdasar.

"Silahkan saja mengkritik terhadap kebijakan tetapi yang harus dipastikan apakah kritiknya tersebut didasarkan pada argumen dan fakta sesungguhnya yang dirasakan masyarakat," imbuhnya.

3 dari 3 halaman

Kritikan AHY ke Pemerintah

Sebelumnya, AHY menyinggung persoalan ekonomi yang disebut melanda Indonesia, salah satunya karena banyak pembangunan yang dilakukan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi tak berdampak bagi rakyat. AHY menuturkan, ini jelas membenani anggaran negara.

"Anggaran terlalu banyak digunakan untuk membiayai proyek-proyek mercusuar yang tidak banyak berdampak pada kehidupan wong cilik, tidak banyak berdampak pada saudara-saudara kita yang termasuk kategori miskin dan tidak mampu," kata dia dalam pidatonya di Tenis Indoor Senayan, Jakarta, Selasa (14/3/2023). 

AHY pun menyinggung utang negara yang delapan tahun terakhir ini sudah naik mencapai 3 kali lipat. Menurutnya, ini berdasarkan Laporan Kementerian Keuangan di awal 2023 yang menyebut utang mencapai Rp 7.733 triliun.

"Faktanya pula lagi-lagi ada pihak yang berdalih bahwa rasio hutang masih aman, kini kita kesulitan menghadapi tekanan dan sejatinya rakyat juga yang akan menanggung hutang lewat pajak yang mereka bayar," jelas dia.

AHY menegaskan di tengah keterbatasan anggaran tersebut, janganlah memberikan beban tersebut kepada rakyat sepenuhnya ditambah lagi pengelolaan pajak belum dilakukan dengan baik bahkan rawan disalahgunakan sampai hari ini.

"Pendapatan negara 80 persennya bersumber dari pajak yang dikumpulkan dari keringat rakyat. Maka dari itu, jangan menghukum pihak yang tidak bersalah," ucap dia.

AHY menyebutkan untuk saat ini di tengah-tengah krisis global jangan membuat kredibilitas kepercayaan rakyat kepada pemerintah semakin turun. Maka dari itu, perlu pengembalian kredibilitas pengelolaan pajak dengan sistem pengawasan yang baik dan benar.

"Perbaikan sistem pengawasannya, rakyat harus diyakinkan, uang yang disetor benar benar masuk kas negara dan digunakan tepat sasaran," jelasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini