Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan langit mendung menyelimuti seluruh DKI Jakarta, pada Minggu pagi, 12 Maret 2023. Cuaca berawan tersebut juga terjadi hingga Kepulauan Seribu.
Sementara, hujan intensitas ringan dilaporkan BMKG bakal terjadi siang hari, merata di setiap titik Ibu Kota, yaitu Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan laman resminya, tak ada peringatan dini cuaca yang dikeluarkan BMKG untuk wilayah DKI Jakarta, Minggu, 12 Maret.Â
Lain halnya dengan keempat daerah penyangga Jakarta. BMKG memprediksi, wilayah Bogor, Depok, dan Bekasi cerah berawan. Namun, siang hingga malam hari, ketiga kota hujan ringan dan berpotensi diselingi petir dan angin kencang, terkecuali Tangerang.Â
Hujan yang turun juga berpotensi diselingi petir dan angin kencang di sebagian wilayah penyangga Ibu Kota hingga sore hari.Â
"Waspada potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan terjadinya angin kencang pada rentang waktu antara siang hingga sore hari di sebagian wilayah Kab. dan Kota Bogor, Kota Depok, Kab. dan Kota Bekasi, info BMKG dilaman resminya, Minggu, 12 Maret 2023.Â
Berikut informasi prakiraan cuaca besok, Minggu,12 Maret untuk wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
 Kota |  Pagi |  Siang |  Malam |
 Jakarta Barat |  Berawan |  Hujan Ringan |  Berawan |
 Jakarta Pusat |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Selatan |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Timur |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Jakarta Utara |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Kepulauan Seribu |  Berawan |  Hujan Ringan |  Cerah Berawan |
 Bekasi |  Cerah Berawan |  Hujan Petir |  Hujan Ringan |
 Depok |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Sedang |
 Bogor |  Cerah Berawan |  Hujan Ringan |  Hujan Ringan |
 Tangerang | Hujan Ringan |  Berawan |  Berawan |
* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Pengertian Cuaca Ekstrem Menurut BMKG
Apa itu cuaca Ekstrem?Â
Mungkin Anda sering mendengar istilah cuaca ekstrem, lantas apa pengertian cuaca ekstrem?
Menurut Peraturan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2022, Cuaca Ekstrem adalah kejadian fenomena alam yang ditandai oleh kondisi curah hujan, arah dan kecepatan angin, suhu udara, kelembapan udara, dan jarak pandang yang dapat mengakibatkan kerugian terutama keselamatan jiwa dan harta.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem adalah informasi yang bersifat segera dan berisikan informasi potensi terjadinya Cuaca Ekstrem.
Advertisement
Berdasarkan informasi dalam Pasal 3, Peringatan Dini Cuaca Ekstrem terdiri atas:
- a. Peringatan Dini Cuaca Ekstrem bersifat umum; dan
- b. Peringatan Dini Cuaca Ekstrem berbasis risiko.
Berdasarkan informasi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kejadian fenomena cuaca ekstrem menjadi sangat sering sejak 30 tahun terakhir.
Kejadian cuaca ekstrem tersebut terjadi di beberapa provinsi besar di Indonesia.Di antarnya adalah Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Maluku, Papua Barat dan Papua.
Advertisement
Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem yang Terjadi Sejak 30 Tahun Terakhir di Indonesia
2 Faktor Penyebab Cuaca Ekstrem di IndonesiaÂ
Faktor pertama penyebab terjadinya cuaca ekstrem adalah karena aktifnya Monsun Asia di mana adanya angin yang berhembus secara periodik dari Benua Asia menuju Benua Australia yang melewati Indonesia.
Indonesia yang berada di garis khatulistiwa yang berdampak oleh pergerakan angin ini. Angin periodik tersebut mengindikasikan musim hujan di Indonesia yang sedang berlangsung.
Apabila cuaca ekstrem sedang berlangsung di Indonesia, pola konvergensi dan perlambatan kecepatan angin akan terjadi di beberapa wilayah, oleh karena itu uap air yang menjadi awan hujan akan terkonsentrasi di suatu wilayah sehingga air yang turun intensitasnya tinggi. Hujan lebat dan dalam waktu lama dapat terjadi akibat konvergensi dan perlambatan tersebut.
Advertisement
Faktor yang terakhir yaitu suhu hangat permukaan laut di Indonesia dan sekitarnya yang memicu mudahnya air menguap dan terkumpul menjadi awan hujan yang menyebabkan pasokan uap air cukup tinggi yang mengakibatkan pembentukan awan hujan dan fenomena gelombang atmosfer.
Gelombang atmosfer ini dapat meningkatkan potensi udara basah di sejumlah wilayah di Indonesia yang menyebabkan hujan.
Fenomena yang dapat terjadi karena adanya cuaca ekstrem di Indonesia adalah hujan lebat yang disertai dengan petir dan angin kencang atau yang sering disebut badai guruh. Hujan lebat berpotensi menimbulkan banjir dan longsor dan puting beliung. Kejadian cuaca ekstrem pada musim penghujan yang paling banyak adalah angin puting beliung.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.