Sukses

Jokowi: Kita Sibuk di Tanggap Darurat, Padahal Tahap Prabencana Lebih Penting

Jokowi meminta skenario prabencana dan peringatan dini disiapkan dengan baik. Sehingga kalau ada bencana, misal gunung berapi atau gempa, masyarakat sudah tahu cara menyelamatkan diri.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengkritik cara penanganan bencana yang hanya sibuk saat tanggap darurat. Padahal, tahap antisipasi atau prabencana lebih penting dilakukan sebelum bencana terjadi.

"Kita ini masih sering sibuk di tahap tanggap darurat pas terjadi bencana, padahal yang namanya prabencana, tahap prabencana itu jauh lebih penting," ujar Jokowi dalam Rakornas Penanggulangan Bencana di Jiexpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

Jokowi menjelaskan, kesiapan masyarakat, edukasi, hingga pelatihan penting dilakukan sebelum menghadapi bencana. Langkah-langkah itu mesti diprioritaskan untuk meminimalisasi baik korban maupun kerugian.

"Yang pertama penting itu peringatan dini. Ini sering masih kita terlambat. Peringatan dini, yang kedua mengedukasi masyarakat, latihan dan lain-lain harus dilakukan," kata dia.

Jokowi meminta skenario prabencana dan peringatan dini disiapkan dengan baik. Misalnya, saat terjadi letusan gunung berapi atau gempa bumi masyarakat sudah tahu cara menyelamatkan diri.

"Kalau pas terjadi misalnya gunung berapi larinya ke mana, kalau pas ada gempa bumi larinya ke mana, seperti ini secara detail yang sering kita abai. Ada bencananya kita pontang-panting," ujar Jokowi.

"Begitu sudah rampung ya rampung lupa bahwa yang namanya prabencana itu penting, memberikan edukasi pelatihan penting, sehingga masyarakat tau ke mana akan lari, ke mana akan berlindung," pungkas Jokowi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Singgung Aturan Distribusi Bantuan Bencana: Ruwetnya Setengah Mati

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku sudah mendengar keluhan warga terdampak bencana, saat menunggu mendapatkan distribusi bantuan bencana.

Menurut mereka, barang yang mereka butuhkan saat terdampak bencana wujudnya ada namun entah bagaimana sangat sulit untuk diterima karena persyaratan berbelit dari pihak otoritas.

"Saya lihat di lapangan itu di posko ditumpuk di kecamatan ditumpuk lalu lalang truk bawa bantuan, masyarakat yang terkena bencana hanya melihat tidak pernah dibagi karena barangnya distok di posko, itu saya peringatkan tapi tolong dibagi," pesan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/3/2023).

"Jangan sampai masyarakat terkena bencana, kehilangan keluarga dan mata pencaharian masih susah dapat bantuan, jadi sederhanakan aturan-aturan," imbuh presiden.

Jokowi meyakini, memang tidak semua sumbangan yang tiba di posko dapat secara instan digunakan korban terdampak bencana. Namun demikian, saat mereka dapat memegang secara nyata bantuan tersebut maka ada rasa terhibur di tengah kesedihan akibat bencana.

"Meski pun saat itu tidak bisa dipakai atau dimasak tapi dipegang itu senang, sebagai hiburan. Tapi (bagaimana) ada sebagai bencana wah ada beras 20kg ada supermi, hanya lewat-lewat bantuan tapi tidak pernah dibagi?" iba presiden.

Jokowi lalu bercerita pengalamannya saat meninjau gempa di NTB, di Palu, di Cianjur. Dia mengaku melihat ada uang yang akan disampaikan ke masyarakat. Namun nyatanya, sudah menunggu dengan harap ternyata prosesnya rumit.

"Ruwet setengah mati, prosedur harus dilalui kenapa tidak dibuat paling sederhana? karena dalam posisi kebencanaan, kita itu semakin banyak aturan paling seneng," singgung Jokowi.

 

 

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi

  • Bencana