Sukses

Strategi Megawati dan PDIP Hadapi Pilpres 2024

Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak ambil pusing ada partai yang sudah mendeklrasikan berkoalisi dengan parpol lain untuk Pilpres 2024

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan alias PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan, perlu kesabaran untuk membangun kerja sama antar partai politik dalam rangka Pilpres 2024. Agar koalisi yang dibangun oleh partai berlogo kepala banteng ini menjadi matang.

Menurut Megawati, dalam politik tidak bisa melihat hitam putih. partai bernuansa merah ini masih mematangkan rencana kerja sama di Pilpres 2024 mendatang.

"Ini memang namanya politik ya jadi tidak bisa mengatakan namanya black and white atau hitam putih. Jadi seharusnya ya sabar saja lah dulu. Ini kan sedang pematangan dalam rangka untuk pelaksanaan," ujar Megawati dikutip dari keterangan tertulis yang diterima awak media dikutip, Sabtu (17/9/2022).

Presiden RI ke-5 ini mengaku, tidak ada masalah bila sejumlah partai politik telah mendeklarasikan koalisi di Pilpres 2024. Kata Megawati, PDIP punya cara sendiri menentukan kerja sama dengan partai politik.

"Jadi kalau belum apa-apa begitu sudah, ya monggo. Ini kan PDIP . Kalau partai lain ingin gabung ke sana, silakan saja," ujarnya.

Megawati mengaku tidak ingin menyombongkan partai yang dipimpinnya tersebut. Tetapi tanpa kerja sama politik, PDIP ini sudah punya tiket pencalonan presiden dan wakil presiden karena mencukupi ambang batas atau presidential threshold.

"Saya memang mengatakan, bukan karena sombong, tapi karena faktualnya PDIP kan bisa pegang sendiri, jadi itupun menjadi sebuah bagian dari hitungan ya," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Koalisi Belum Ada yang Matang, Semua Masih Tunggu PDIP

Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago menilai Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani menjadi sosok penting untuk menentukan peta koalisi parpol hingga calon peserta Pilpres 2024.

"Memang aktornya Mbak Puan. Kami melihat prospek koalisinya, PDI Perjuangan mudah berkoalisi dengan siapa saja, itu 'kan tergantung pada Mbak Puan, ya," kata Pangi seperti dilansir Antara.

Puan saat ini sudah diberi mandat oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk membuka komunikasi dengan semua partai politik.

Di sisi lain, seluruh parpol juga masih menunggu langkah dari partai berlambang banteng.

Direktur Eksekutif Voxpol Center ini menyebutkan sejumlah partai politik lain saat ini memang sudah membangun koalisinya masing-masing.

Namun, kata Pangi, koalisi yang sudah terbangun itu bisa dilihat hanya sekadar penjajakan dan basa-basi karena belum punya arah yang jelas.

Dengan ditugaskannya Puan Maharani untuk buka komunikasi dengan seluruh parpol, bukan tidak mungkin koalisi yang ada saat ini bisa buyar.

"Praktis enggak ada satu pun sampai sekarang yang koalisinya sudah matang. Itu menurut saya karena masih menunggu PDI Perjuangan," ujarnya.

Pangi pun meyakini kepiawaian Puan yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPR dalam membuka komunikasi dengan semua partai politik yang ada.

Ia justru menilai Puan bisa menjadi sosok politikus yang lebih baik dari Megawati dalam hal membuka komunikasi politik.

Menurut dia, Puan tidak punya sejarah masa lalu dengan tokoh politik lain yang membuatnya bisa lebih fleksibel dalam membuka komunikasi dengan semua pihak.

"Puan Maharani gerak politiknya lebih lincah, mahir, dan piawai karena dia tidak punya beban masa lalu atau hubungan yang tidak baik dengan parpol lain. Ruang gerak beliau lebih mudah ketimbang Ibu Mega yang jalan," kata Pangi.

Pangi mencontohkan langkah Puan yang mau bertandang ke kantor Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh. Hal itu tidak mungkin dilakukan oleh Megawati.

"Mbak Puan bisa lebih merendah dalam arti untuk kemenangan. 'Kan enggak mungkin Bu Mega mau mengunjungi Surya Paloh. Akan tetapi, Mbak Puan mau melakukan itu," ujar Pangi.

Dikatakan oleh Pangi bahwa keberhasilan Puan nantinya bisa diukur dari dua aspek. Pertama, apakah ia bisa membangun koalisi yang matang antara PDI Perjuangan dengan partai lain. Kedua, apakah koalisi itu juga menghasilkan kandidat capres yang sesuai dengan harapan.

"Di tangan Puan, partai yang hendak bergabung dengan PDI Perjuangan itu akan jauh lebih banyak karena kerannya dibuka lebar. Kandidat yang bakal diusung juga akan makin baik karena opsinya jadi lebih banyak," kata Pangi.

3 dari 3 halaman

Hasto Sebut Banyak yang Berkepentingan Menjegal PDIP di Pemilu 2024

Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, banyak pihak yang mencoba menjegal partainya dengan cara memfitnah akan berbagai isu.

Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) PDIP NTB di Kantor DPD PDIP NTB, Kota Mataram, Kamis 15 September 2022 malam. Hadir dalam rapat tersebut Ketua DPD PDIP NTB Rachmat Hidayat dan Sekretaris Umum DPP Bamusi sekaligus anggota Komisi VII DPR RI Nasyirul Falah Amru atau Gus Falah beserta seluruh pengurus DPC PDIP se-NTB.

Menurut dia, upaya itu untuk membuat elektoral partai turun. Namun, dia mengingatkan bahwa politik itu menebar kebaikan dan bergerak ke bawah, perjuangkan aspirasi rakyat.

Hasto menegaskan, selama kader dan anggota partai berada bersama rakyat, sederas apapun fitnah, dan Partai terus membangun energi positif, maka kita akan eksis. Karenanya, sebagaimana pesan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, agar kader terus turun ke bawah.

"Kata Ibu Mega, kita jangan pernah puas. Saya enggak pernah lihat elektoral kita berapa, yang penting strategi kita bagaimana," kata dia.

Hasto juga mengingatkan kepada para kader untuk melek teknologi dalam menyampaikan capaian-capaian pemerintah dan PDIP. Dia menyampaikan pemerintahan Joko Widodo atau Jokowi sampai saat ini terus menggalakkan pembangunan infrastruktur.

Di mana, Jokowi membangun banyak jalan, pelabuhan, bandara, waduk, dan lainnya dengan harapan bisa membawa nilai tambah kepada Indonesia. Namun, Hasto menyampaikan Covid-19 melanda dunia kemudian disusul dengan perang Rusia-Ukraina.

Menurut Hasto, fenomena itu membawa dampak berkali-kali sehingga membawa dunia, termasuk Indonesia, mengalami tekanan ekonomi seperti inflasi. Krisis pangan dan energi yang dirasakan saat ini merupakan turunan dari beberapa kejadian global itu.

"Nah, kader-kader PDI Perjuangan harus bisa memberikan penjelasan mengapa Pak Jokowi mengambil kebijakan kenaikan BBM, karena subsidi kita naik tiga kali lipat. Memilih subsidi negara mengalami kesulitan. Semua adalah pil pahit," jelas dia.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.