Sukses

Setelah 3 Bulan, Lautan Sampah di Kali Cikarang Bekasi Mulai Dibersihkan

Lautan sampah di Kali Cikarang, Desa Sukaringin, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai dibersihkan petugas Dinas Lingkungan Hidup. Tumpukan sampah diketahui sudah berlangsung selama lebih dari tiga bulan.

Liputan6.com, Jakarta - Lautan sampah di Kali Cikarang, Desa Sukaringin, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mulai dibersihkan petugas Dinas Lingkungan Hidup. Tumpukan sampah diketahui sudah berlangsung selama lebih dari tiga bulan.

Lebih dari 20 petugas dan satu alat berat diterjunkan untuk mengangkut ratusan ton sampah yang menutupi hingga dasar kali. Sampah didominasi limbah rumah tangga dan sampah plastik.

"Ada sekitar 100 ton sampah yang diangkut dari dasar kali, kebanyakan sampah plastik sama limbah rumah tangga," kata Kepala UPT Wilayah Dua Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi, Sumardi, Rabu (3/8/2022).

Pihaknya juga mengerahkan sebanyak 15 unit truk pengangkut sampah untuk mengevakuasi sampah-sampah yang diangkut dari kali. Seluruh sampah selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng.

"Kita targetkan (pembersihan) rampung dalam satu hari ini," ujar Sumardi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tertutup Genangan Sampah

Sebelumnya, Kali Cikarang di Kampung Lubang Buaya RT 13 RW 02 Desa Sukaringin, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, tertutup genangan sampah sepanjang kurang lebih 100 meter. Kondisi ini sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir.

Mayoritas sampah merupakan limbah rumah tangga yang sengaja dibuang ke dalam kali. Pembuangan yang terjadi secara masif, membuat kali lambat laun berubah menjadi lautan sampah.

Kondisi ini tak pelak membuat warga khususnya para petani sekitar mengeluh. Pasalnya, air kali yang biasanya dimanfaatkan untuk kegiatan mencuci dan mengairi sawah, kini tak bisa lagi digunakan karena berbau busuk.

3 dari 3 halaman

Gatal-Gatal

Warga sekitar, bahkan sudah ada beberapa yang terkena dampak air kali, seperti gatal-gatal dan lainnya.

"Akibat tumpukan sampah, air tidak bisa dialiri ke sawah. Padahal petani sangat butuh air untuk menanam padi. Sumur sama sanyo warga juga kena dampaknya, jadi bau dan gatal-gatal kalau buat mandi," kata Jerry, warga sekitar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.