Sukses

Sukmawati Soekarnoputri Pindah Agama Hindu Disaksikan Putranya

Sukmawati Soekarnoputri memutuskan untuk pindah agama menjadi Hindu, proses ritual upacara tersebut dijalani di Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu putri mendiang Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, yakni Diah Mutiara Sukmawati resmi memeluk agama Hindu.

Sukmawati Soekarnoputri menjalankan upacara prosesi perpindahan ke agama Hindu di Kawasan Sukarno Center Heritage di Bale Agung Singaraja, Bali.

Dia melangsungkan prosesi pindah agama tersebut bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-70 tahun. Dalam kegiatan ritual Upacara Sudhi Wadani akan dihadiri kurang dari 50 undangan.

Termasuk putranya, Muhammad Putra Al Hadad yang datang untuk mewakili seluruh keluarganya yang tengah hadir menyaksikan secara langsung ritual upacara perpindahan agama yang dijalani oleh ibunya tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Prosesi Ritual Upacara

Sesaat membacakan janji, Sukmawati sempat menangis sebelum kemudian melanjutkan pembacaan sumpah yang disaksikan oleh para saksi. Semakin banjir air mata Sukmawati saat dipakaikan daksina di kepalanya.

Berbagai tahapan untuk melangsungkan perpindahan agama itu sudah ia lakukan. Sehari sebelumnya, Senin (25/10/2021), diketahui Sukmawati menjalani ruwatan di Pantai Lovina, Singaraja, Buleleng. Ia juga sudah mengikuti porsesi pembersihan diri (pangkulatan) dan dilanjutkan dengan ritual medengen-dengen, yang juga memiliki makna pembersihan.

Prosesi upacara Sudhi Wadani Sumkawati Soekarnoputri dipimpin oleh beberapa pandita (pendeta) serta satu pemangku Marajan Dadia Pasek Baleagung Singaraja.

"Kanjeng Ibu Sukmawati Soekarno, yang pada hari ini (26/10) officially memiliki nama Bali yang diberikan para penglingsir, yaitu beliau bernama atau bergelar Nia Sukmawati," jelas penanggung jawab upacara, Arya Wedakarna.

3 dari 4 halaman

Restu Keluarga

Sebelumnya Sukmawati telah meminta izin untuk berpindah agama kepada seluruh keluarga besar dan ketiga anaknya. "Sudah ada persetujuan dan kata IBu Sukma dalam rapat sudah tuntas semua persetujuan baik dari putra putri beliau tiga orang. Dari kakak-kakak dan adik beliau seperti Ibu Mega, Pak Guntur, Pak Guruh semua sudah menyampaikan persetujuan dan itu hak dari Ibu Sukmawati," kata Arya Wedakarna selaku Kepala Sukarno Center di Bali.

Pada awalnya, Sukmawati meminta izin restu kepada Guntur dan Guruh. "Saya bilang sama Mas Guntus, abang saya, kala saya mau pindah agama jadi Hindu. Kemudian kepada Guruh saya juga bilang. Semuanya bilang, silakan saja. Itu kan pilihan pribadi masing-masing," kata Sukmawati dalam konferensi pers, Selasa, 26 Oktober 2021.

Setelah mendapat izin restu dari kedua saudara laki-lakinya, keputusan Sukmawati juga sudah diterima dan didukung dengan baik oleh ketiga anaknya.

"Terakhir Ibu Mega, karena beliau agak sulit ditemui, menutup diri karena parno sama Covid-19," ucapnya. Sukma akhirnya memutuskan untuk menulis surat ke Megawati tentang keinginannya pindah agama dan mau kembali ke agamanya Eyang Putri, Megawati pun mempersilakan keinginan adiknya tersebut.

4 dari 4 halaman

Alasan Sukmawati Pindah Agama

Sukma merasa keputusannya untuk berpindah agama merupakan panggilan jiwa. "Orangtua sudah tidak ada, sudah tidak terikat dengan kemauan orang tua yang wajib mengajarkan Islam. Kemudian suami juga sudah tidak ada. Jadi panggilan jiwa leluhur eyang putri yang awalnya dari Hindu Bali," ucapnya.

Ia juga mengungkapkan pengalaman magis suara gamelan bali yang membuatnya pindah agama karena suara tersebut mengajaknya kembali untuk memiliki semangat hidup.Ia juga menceritakan bahwa dirinya sempat terpuruk setelah kepergian ayahnya, sehingga jiwanya benar-benar rusak saat itu.

Sepeninggal ayahnya, Sukmawati mengungkapkan bahwa diirnya sering datang ke Bali dan mempelajari seni budayanya. "Saya tidak pernah dan tidak bisa melupakan semangat hidup dari Bali, terutama dari leluhur dan seni budaya Bali." ungkapnya.

 

Azarine Natazia

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.