Sukses

Profil Sultan Baabullah, Penguasa 72 Pulau yang Akan Terima Gelar Pahlawan Nasional

Dilahirkan pada 10 Februari 1528, Sultan Baabullah Datu Syah merupakan putra dari Sultan Khairun Jamil atau Sultan Ternate-23 yang bertakhta selama 1534-1570.

Liputan6.com, Jakarta - Pada Hari Pahlawan, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali memberikan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh yang dianggap berjasa dalam sejarah Indonesia, salah satunya Sultan Baabullah.

"Calon penerima gelar Pahlawan Nasional akan disampaikan langsung oleh Bapak Presiden di Istana Negara pada 10 November, setelah acara upacara ziarah nasional," ujar Menteri Sosial Juliari Batubara dalam konferensi pers di YouTube Kemensos, Jumat (6/11/2020).

Sultan Baabullah merupakan salah satu tokoh yang akan mendapatkan gelar kepahlawanan tersebut. 

Menurut Juliari, Sultan Baabullah merupakan pahlawan pertama dari Maluku Utara yang dinobatkan gelar Pahlawan Nasional.

"Jadi Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat memang belum pernah memiliki Pahlawan Nasional. Apabila tidak ada perubahan, insyaallah akan diberikan gelar Pahlawan Nasional pada tahun ini," jelasnya. 

Dilahirkan pada 10 Februari 1528, Sultan Baabullah Datu Syah merupakan putra dari Sultan Khairun Jamil atau Sultan Ternate-23 yang bertakhta selama 1534-1570. Setelah ayahnya wafat, dia menjadi pemimpin ke-24 di kerajaan Ternate. 

Sultan Baabullah kemudian wafat pada tanggal 25 Mei 1583, seperti dilansir Antara

Lantas seperti apa kiprah dan rekam jejak Sultan Baabullah? Berikut profilnya....

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masa Pemerintahan

Dikutip dari buku Sistem Pemilihan Sultan Kesultanan Ternate, karya Yusuf Hasani, masa pemerintahan Sultan Baabullah berlangsung pada 1570-1583. Masa itu disebut sebagai massa paling spektakuler dalam sejarah Kesultanan Ternate.

Sebab, dia merupakan pemimpin yang menaklukkan bangsa asing yakni Portugis.

Kekejaman bangsa Portugis begitu melukai hati Baabullah dan rakyat Ternate, membutuhkan waktu lima tahun mereka mengepung benteng Portugis di Ternate.

Ketika itu, pasukan Portugis semakin lemah. Lantaran dikepung, mereka kekurangan obat, makanan hingga membuat mereka akhirnya terpaksa menyerah. 

Tepat pada 28 Desember 1575, Portugis pun menyerah tanpa syarat. Tiga hari kemudian pada 31 Desember 1575 Portugis diizinkan Sultan Baabullah menginggalkan Ternate dengan syarat alat perang atau senjata mereka harus ditinggalkan.

3 dari 4 halaman

Penguasa 72 Pulau

Setelah kemenangannya menaklukkan Portugis, Sultan Baabullah langsung memperluas wilayah kekuasaannya. Antara lain Mindanao, Bima-Koreh dan Nove Guinea, dengan prajurit yang terdiri dari 30.000 orang.

Akibat kehebatannya itu, Francois Valentyn menyebutnya Baabullah si penguasa 72 pulau. Di era itu, Ternate telah mencapai puncak kejayaan dan menjadi kerajaan yang besar.

Sultan Baabullah telah berhasil menanamkan rasa percaya diri rakyatnya, agar dapat bangkit melawan kekuasaan asing yang ingin menguasai hidup mereka.

4 dari 4 halaman

Namanya Abadi di Bandara Ternate

Mengetahui sejarah perjalanan hidup Sultan Baabullah, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan mengabadikan nama beliau pada bandara, yakni Bandara Sultan Baabullah Ternate.

Kebanggaan masyarakat Ternate terhadap Sultan Baabullah semakin memuncak, mengingat keberhasilan Baabullah dalam mengusir Portugis. Hal tersebut merupakan kemenangan pertama pribumi Nusantara atas kekuasaan Barat.

 

 

(Fifiyanti Abdurahman)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.