Sukses

Kepala BNPB: Tidak Semua Warga Bisa Rapid Test Corona

Menurut Doni, sulit apabila metode tes acak dan massal ini dilakukan oleh seluruh masyarakat. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta jiwa.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo mengatakan bahwa rapid test (tes cepat) ini diprioritaskan untuk masyarakat yang pernah berkontak dengan pasien positif corona. Sehingga, tak semua masyarakat bisa melakukan rapid tes.

"Kemudian siapa saja target (rapid test), tentunya targetnya adalah masyarakat secara luas terutama mereka-mereka yang secara fisik telah mengalami kontak dengan pasien positif. Tentu ini menjadi prioritas utama," kata Doni dalam video conference usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Kamis (19/3/2020).

Menurut dia, sulit apabila metode tes acak dan massal ini dilakukan oleh seluruh masyarakat. Hal ini mengingat jumlah penduduk Indonesia sebanyak 260 juta jiwa.

"Kalau seluruh masyarakat mengikuti atau mendapatkan rapid test ini mungkin juga akan sulit. Karena akan sangat banyak penduduk kita jumlahnya 270 juta jiwa," jelas Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Untuk itu, nantinya tim medis dan tim gabungan yang terdiri dari unsur TNI, Polri, dan Badan Intelijen Nasional (BIN) akan mengkaji siapa saja yang wajib menjalani rapid test.

"Mungkin hasil koordinasi dengan tim medis di lapangan, dengan mereka yang terdiri dari tim gabungan untuk bisa beri masukan siapa yang kira-kira wajib melakukan rapid test," jelas dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jokowi Perintahkan Rapid Test

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta kepada para tim satuan gugus tugas Covid-19 agar segera melakukan tes massal atau rapid tes dengan cangkupan yang cukup luas.

Hal tersebut, kata Jokowi, untuk mencegah dan mendeteksi awal seseorang terpapar virus Corona.

"Segera lakukan rapid test dengan cakupan lebih besar agar deteksi dini indikasi awal seseorang terpapar Covid-19 bisa dilakukan," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas terkait 'Laporan Tim Gugus Tugas Covid-19' melalui teleconference, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (19/3/2020).

Rapid test merupakan metode yang berbeda dengan tes yang selama ini digunakan oleh pemerintah untuk menentukan status positif Covid-19 pada pasien. Pasalnya, rapid test ini menggunakan serum darah pasies, bukan dengan metode swab atau usap lendir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.