Sukses

Rumah Positif Corona Digaris Polisi, Dirut RSPI: Itu Berlebihan

Menurutnya, pemberian garis polisi di rumah positif corona itu justru membuat resah masyarakat.

Liputan6.com, Jakarta - Dirut RSPI Prof. dr. Sulianti Saroso Mohammad Syahril menilai pemasangan garis polisi yang dilakukan di rumah pasien positif Virus Corona atau COVID-19 di Depok, Jawa Barat, berlebihan. Menurutnya, hal itu justru membuat resah masyarakat.

"Sekali lagi tolong jangan juga berlebihan tracking itu ya. Jangan pake police line segala macam membuat masyarakat tidak nyaman. Takut kita membuat suasana enak lah ya," katanya di RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3).

Sementara itu saat ditanyakan perihal apakah ada orang lagi yang kontak langsung dengan kasus Corona  1 dan kasus 2, Syahril mengaku tengah ditelusuri.

"Itu tergantung dinas kesehatan ya. Kan tracking," katanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rumah Pasien di Depok

Sebelumnya, pihak kepolisian memasang garis polisi di rumah pasien Corona yang tinggal di Depok, Jawa Barat. Pemasangan garis polisi dilakukan agar warga tidak mendekati lokasi.

"Ini garis polisi sekedar pengamanan jangan sampai melewati karena informasi dari Dinkes ada yang mengamankan asisten rumah tangga," kata Kapolsek Sukmajaya, AKP Ibrahim, Senin (2/3).

Garis polisi dipasang sejauh 20 meter dari rumah pasien. "Ini posisinya 20 meter dari posisi terakhir di mana pasien atau yang didiagnosa berada. Menurut aturan Dinkes, kita harus berada di radius 20 meter itu saja," paparnya.

Reporter: Ronald Chaniago

Sumber: Merdeka.com

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.