Sukses

Evakuasi WNI Berhasil, Tugas Berat Indonesia Sterilkan Corona Belum Usai

243 WNI harus menjalani masa karantina atau observasi selama dua pekan di Kabupaten Natuna

Liputan6.com, Jakarta - Usai misi evakuasi warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan berhasil, Pemerintah Republik Indonesia masih memiliki tugas berat menanti. Utamanya, proses karantina atau observasi total 243 WNI yang akan ditempatkan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, selama dua pekan.Hal ini dilakukan guna memastikan tidak ada satu pun dari mereka yang terinvesi Virus Novel Corona.

Siaran pers resmi diterbitkan Kementerian Luar Negeri menyatakan 243 WNI tersebut terdiri dari 237 WNI yang tinggal di Provinsi Hubei, 1 WNA (suami WNI), serta 5 anggota Tim Aju KBRI Beijing.

"Keseluruhan penumpang telah tiba dengan selamat di Natuna," tulis siaran pers Kementerian Luar Negeri, Minggu (2/2/2020).

Namun jumlah tersebut berbeda dengan total manifest dirilis sebelumnya yang menyatakan 245 WNI. Kemeneterian Luar Negeri mengonfirmasi 7 orang batal ikut misi evakuasi ini. Empat orang dikarenakan alasan keluarga sehingga memutuskan untuk menetap di China, sedangkan 3 orang lainnya dinyatakan tidak memenuhi syarat kesehatan untuk terbang kembali ke Tanah Air.

"KBRI Beijing terus menjalin komunikasi dengan ketiga WNI tersebut dan berkoordinasi dengan pihak asrama universitas serta otoritas RRT untuk memastikan kondisi mereka," jelas siaran pers terkait.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Tugas Berat Pemerintah Indonesia Selanjutnya Usai Evakuasi?

Kementerian Kesehatan mengatakan mereka akan menjalani observasi selama 14 hari di Natuna. Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan mereka akan mendapatkan pendampingan melekat tim dokter dalam 14x24 jam selama masa observasi berlaku.

"Dokter ada di sini nempel terus selama 24 jam, dan dokter spesialis semua. Mereka akan memperhatikan segenap obat-obatan ini lengkap semua," ujar Terawan di Pangkalan Udara Raden Sajad, Pulau Natuna, Kepulauan Riau, Minggu 2 Februari 2020.

Observasi selama dua pekan ini, lanjut Terawan, merupakan aturan yang telah ditetapkan Badan PBB bidan Kesehatan atau WHO. Terawan berharap, giat observasi ini dapat berjalan lancar sehingga mereka dapat kembali dengan segera ke pihak keluarga di kediamannya masing-masing.

"Mudah-mudahan mereka semua bisa melewati masa-masa seperti ini selama dua minggu dengan baik, tetap sehat, sehingga sesuai regulasi WHO nantinya bisa dikembalikan ke rumah masing-masing," kata Terawan.

Misi evakuasi ratusan WNI dari China ini dilakukan secara bersama oleh Pemerintah Indonesia, utamanya Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, dan Tentara Nasional Indonesia (TNI). Mereka diboyong dengan tiga pesawat yakni Hercules C130, pesawat Boeing 737-400, dan satu pesawat milik TNI AU.

3 dari 4 halaman

Alasan Pemerintah Jadikan Natuna Lokasi Observasi WNI Asal Wuhan

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto mengatakan, dipilihnya Natuna sebagai tempat isolasi warga negara Indonesia dari Wuhan, China, karena pulau tersebut jauh dari permukiman penduduk.

Selain itu, Panglima TNI mengatakan Natuna memiliki pangkalan militer dengan fasilitas rumah sakit yang dikelola oleh tiga matra TNI, Darat, Laut, dan Udara.

Sehingga dengan demikian, Panglima TNI meyakini proses observasi akan berjalan lancar dengan sarana dan prasarana yang mendukung di Natuna.

4 dari 4 halaman

Respons Masyarakat Natuna Hingga Sekolah Diliburkan

Masyarakat Kabupaten Natuna sempat mengaku keberatan dengan adanya observasi selama dua pekan di lokasi tempat tinggal mereka. Alasannya, mereka tidak ingin ada warga yang terdampat dari virus yang wabahnya menelan ratusan korban jiwa tersebut.

Akibatnya, warga yang meluapkan keberatannya tersebut datang dan menggeruduk Kantor DPRD Natuna. Mereka mempertanyakan kenapa harus Natuna yang dijadikan lokasi observasi yang direncanakan berlangsung dua pekan tersebut.

Menurut Wakil Bupati Natuna Ngesti Yuni Suprapti, rasa keberatan warga disebabkan miss communication. Karenanya, dia meminta Menkes Terawan untuk segera menjelaskannya secara gamblang.

"Ini dikarenakan miskomunikasi karena tidak didudukkan penjelasan dari awal. Kalau dari awal ada transparansi dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah, mungkin tidak terjadi hal seperti ini," kata dia saat dikonfirmasi.

Selain rasa keberatan warga, dinas pendidikan setempat juga meliburkan seluruh siswa dari semua jenjang. Mulai TK hingga SMA, mereka diliburkan dan diharapkan dapat belajar di rumah masing-masing.

"Sehubungan dengan kebijakan pemerintah yang menjadikan Natuna sebagai tempat karantina WNI dari Wuhan, maka diminta kepada kepala sekolah meliburkan proses belajar mengajar di sekolah mulai tanggal 3 sampai 17 Februari 2020," tulis surat edaran atas nama Bupati Natuna yang ditandatangani Sekretaris Daerah Kabupaten Natuna, Wan Siswandi, Minggu (2/2/2020).

Selain edaran untuk meliburkan sekolah, terdapat poin lain yang mengharapkan seluruh siswa agar tetap melakukan belajar di rumah masing-masing.

"Pemerintah kabupaten mengimbau agar selama libur tidak melakukan aktivitas di luar rumah dan menghindari keramaian," tulis poin ketiga surat edaran tersebut.

Kemudian di poin keempat, pemerintah kabupaten Natuna mendorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat dan terutama mencuci tangan sengan sabun selama beraktivitas.

Terakhir, pemerintah kabupaten juga meminta kepada tiap masyarakat untuk dapat memeriksakan diri ke puskesmas terdekat jika mengalami gejala gangguan saluran pernafasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.