Sukses

Geger Pesan Berantai Sopir Ojol Minta Ginjal ke Bocah SD di Tangsel

Beredar informasi mengenai pesan berantai adanya oknum pengemudi ojek online yang meminta ginjal ke siswa SD.

Liputan6.com, Jakarta - Ramai pesan berantai oknum sopir ojek online atau ojol minta ginjal ke siswa sekolah dasar (SD). Meski belum diketahui kebenaran pesan berantai melalui WhatsApp tersebut, polisi melakukan pendekatan dengan mengunjungi SDN Bambu Apus 02, Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (12/11/2019).

Dalam penyuluhannya, Kanit Binmas Polsek Pamulang, AKP Tio Rina Sinaga menyampaikan, agar para siswa menolak apabila diajak berbicara dengan orang yang tak dikenal.

"Jangan dilayani ya adik-adik. Apabila diberi apapun jangan diambil dan diterima untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan," imbaunya dihadapan seluruh siswa.

Bahkan dalam penyuluhan kali ini, pihak sekolah juga menghadirkan orangtua murid agar saling mengetahui.

"Orangtua juga harus menjemput anak-anaknya. Karena masih SD harus diawasi dan apabila menggunakan anter jemput diharapkan kenal dengan yang menjemputnya. Tolong diawasi," katanya lagi.

Sementara, Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Ferdi Irawan mengaku, bila dia sempat mendapat info mengenai pesan berantai adanya oknum pengemudi ojek online yang meminta ginjal ke salah satu siswa di SDN Bambu Apus 02, Tangsel.

"Tapi belum diketahui kebenarannya, anggota juga tengah cek ke sekolah," tuturnya.

Ferdi juga menyebut bahwa pihak kepolisian belum mendapat laporan apapun dari wali murid mengenai tindakan yang membuat resah itu.

Dia pun mengimbau, bila memang pesan berantai tersebut benar adanya, orangtua murid jangan segan untuk segera melapor.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sekolah Perketat Pengawasan

Sementara, Kepala Sekolah SDN Bambu Apus 02, Ube Jubaedah berpesan, agar guru-guru tak lengah mengawasi siswanya. Apabila sepulang sekolah belum dijemput orangtua, agar tidak diizinkan pulang sendiri.

"Pulang sekolah juga dipantau sama guru-guru. Misalkan ada yang belum jemput, ditungguin. Kalau misalnya sudah dijemput, dianterin sama guru atau penjaga. Nanti juga akan kita pasang spanduk himbauan," ungkapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.