Sukses

Banyuwangi Kembali Gelar Kompetisi Startup Pertanian

Berhadiah ratusan juta, Banyuwangi kembali gelar kompetisi startup pertanian.

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banyuwangi terus mendorong anak-anak muda terjun ke dunia pertanian. Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan bahwa regenerasi petani adalah salah satu isu terpenting sektor pertanian.

Berdasarkan Sensus Pertanian Badan Pusat Statistik (BPS), 61 persen petani berusia lebih dari 45 tahun, serta 72 persen berpendidikan SD. Jumlah rumah tangga petani terus menurun dari 79,5 juta (2008) menjadi 63,6 juta (2013).

Guna meningkatkan kembali jumlah petani, terutama yang berusia produktif, Pemkab Banyuwangi membuat sebuah program yang mampu menarik minat anak muda terhadap pertanian. Salah satunya, penyelenggaraan Agribusiness StartUp Competition.

"Maka kita perlu kreatif melahirkan generasi muda petani inovatif, visioner, melek teknologi. Kompetisi ini salah satunya. Peserta kami batasi usia 17-30 tahun agar target anak mudanya tercapai," ujar Anas.

Agribusiness StartUp Competition akan melombakan dua kategori. Pertama, rintisan usaha pertanian yang telah berjalan maksimal tiga tahun. Kedua, proposal rencana bisnis (business plan). Bidang yang bisa diikuti pun luas, mulai dari pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, hingga beragam produk olahannya.

"Kompetisi ini memperebutkan hadiah modal kerja Rp 150 juta. Peserta terseleksi juga akan mengikuti berbagai workshop dan mentoring, mulai soal manajemen bisnis pertanian, leadership, hingga pemasaran digital dari para pakar dan pengusaha pertanian sukses. Sehingga rintisan usahanya makin terarah dan berdaya saing," ucap Anas.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Arief Setiawan, mengatakan bahwa rangkaian kompetisi agribisnis ini dimulai sejak Maret 2019. Sosialisasi dilakukan di kampus, sekolah, dan komunitas anak muda. Selanjutnya, pembukaan pendaftaran online dapat dilakukan hingga 20 April 2019 melalui situs web Dinas Pertanian Banyuwangi.

"Dalam proposal, para peserta diwajibkan memberi gambaran dampak positif bisnis yang dikembangkannya. Misalnya, berapa jumlah tenaga kerja yang terserap dan persebaran manfaatnya bagi warga. Khusus kategori business plan, harus membuat proposal perencanaan bisnisnya. Akan dinilai sejauh mana proposal tersebut dapat diterapkan," kata dia.

Arief pun mengajak anak-anak muda untuk terus berkreasi di dunia pertanian atau perkebunan. 

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.