Sukses

Pascatsunami Selat Sunda, Menpar: Tanjung Lesung Aman Dikunjungi

Bencana alam meletusnya Gunung Agung di Bali yang juga berdampak pada sektor pariwisata. Namun, Pulau Dewata itu mampu mengembalikan kondisi pariwisata setelah status bencana di kawasan tersebut dicabut.

Liputan6.com, Jakarta Usai bencana Tsunami Selat Sunda, 22 Desember 2019, Kawasan Ekonomi Kreatif (KEK) Tanjung Lesung menjadi bagian terdampak. Kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel di kawasan tersebut hanya mencapai 10-30 persen.

Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, faktor terdampaknya Tanjung Lesung terhadap pariwisata salah satu faktornya adalah pelabelan status daerah tersebut pascabencana.

"Paling besar pengaruhnya dalam bencana adalah status daerah," ujar Arief dalam pernyataan resminya di Tanjung Lesung, Banten, Senin 1 April 2019.

Dia mencontohkan, bencana alam meletusnya Gunung Agung di Bali yang juga berdampak pada sektor pariwisata. Namun, Pulau Dewata itu mampu mengembalikan kondisi pariwisata setelah status bencana di kawasan tersebut dicabut.

"Bali bisa recover sektor pariwisatanya setelah status bahaya dicabut. Saat status bahaya tersebut masih ada, Tiongkok mengeluarkan travel warning, akhirnya wisman tidak ada yg datang ke Bali," kata Arief.

Dilansir dalam website resmi Kementrian Pariwisata RI, akibat travel warning tersebut, Bali kehilangan sekitar Rp 1,5 triliun. Setelah status bahaya dicabut pada April 2018, sektor pariwisata Bali dinyatakan normal kembali.

Selain itu, Arief berharap media dapat berperan dalam menyebarluaskan bahwa Tanjung Lesung dan Selat Sunda sudah aman dikunjungi.

"Kalau status bahaya ditetapkan di Banten, apakah mungkin wisatawan khususnya wisman datang ke sini? tentu tidak ada wisatawan yang akan datang," kata Arief.

"Di Selat Sunda, status sekarang waspada tapi hanya radius dua kilometer dari Krakatau. Daerah lainnya aman dikunjungi. Saya minta, Banten jangan menetapkan status bahaya. Peran media juga sangat penting dan diperlukan untuk menyampaikan informasi Selat Sunda aman," ujar Arief.

(Liputan6.com/Firda Suci Fahrunnisa)

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.